SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Ada pemandangan <a title="Kisah Inspiratif Pemuda Wonogiri Bikin Wayang Beber dari Daluang" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180619/495/922859/kisah-inspiratif-pemuda-wonogiri-bikin-wayang-beber-dari-daluang">mengesankan </a>&nbsp;ketika melintasi jalan di perbatasan Desa Klodran dan Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Tak jauh dari selatan Tugu Boto, cobalah tengok sungai yang mengalir berimpitan dengan jalan raya yang ramai.</p><p>Di sana tampak jelas ribuan ikan nila merah layaknya ikan emas berkecipak di air. Ikan-ikan itu menari-nari seperti dalam aquarium raksasa. Airnya bersih dan tak ada sampah terapung-apung.</p><p>"Sebenarnya sampah di sungai ini sangat banyak, namun kami pasangi jaring-jaring besi di pintu atas sehingga air kolam ikan ini jadi bersih," jelas Andung, salah satu peternak ikan nila di anak Sungai Pepe itu saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Senin (9/7/2018).</p><p>Andung mengisahkan anak Sungai Pepe itu dia sulap menjadi kolam ikan sejak dua tahun lalu. Ide awalnya ingin <a title="Kisah Inspiratif: Kakek Tukimin 18 Tahun Kelola Pupuk Organik" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180425/495/912400/kisah-inspiratif-kakek-tukimin-18-tahun-kelola-pupuk-organik">mengajak masyarakat</a> agar mencintai sungai dan tak menjadikan sungai sebagai tempat sampah. Lalu, mereka mendirikan kelompok tani dengan tujuan menyelamatkan lingkungan sekaligus berdampak bagi perekonomian warga.</p><p>"Nah, akhirnya muncul ide ini. Sungai ini kami gunakan sebagai kolam ikan. Lalu di hulu sungai dipasangi jaring-jaring besi," kisah warga RT 004/RW 010 Desa Klodran itu.</p><p>Upaya Andung dan teman-temannya membuahkan hasil. Selain budaya membuang sampah di sungai telah berangsur berkurang, setidaknya tiga kali dalam setahun mereka mengantongi laba bersih Rp4 juta-Rp5 juta dari hasil panen mereka yang mencapai lebih dari 1 ton.</p><p>"Sekarang, kalau orang mau buang sungai jadi ewuh [sungkan]. Soalnya sungai bersih dan banyak ikan warna warni," ungkapnya.</p><p>Lantas, apakah Andung dan teman-teannya tak waswas jika ikan-ikannya dicuri orang atau diracuni orang? "Dulu, saat awal-awal ya waswas. Orang pada mancing ikan di sini. Namun, karena sekarang banyak warga yang tahu sudah tak ada lagi orang mencuri ikan," tambahnya.</p><p>Soal risiko banjir? "Tentu saja ada," kata Andung. Namun, Andung dan teman-temannya sudah mengantisipasi jika sungai meluber dan banjir. Salah satunya membuka pintu air agar permukaan sungai tetap terkontrol.</p><p>Kreativitas warga ini mendapatkan <a title="Kisah Inspiratif: Usia Senja Pria Semarang Ini Malah Mandiri dan Dermawan" href="http://semarang.solopos.com/read/20180406/515/908593/kisah-inspiratif-usia-senja-pria-semarang-ini-malah-mandiri-dan-dermawan">sambutan positif </a>&nbsp;para pengguna jalan yang bersebelahan dengan sungai itu. Joko Mulyono salah satunya. Warga Desa Sawahan, Ngemplak, ini mengacungi jempol kreativitas Andung dan teman-temannya dalam melakukan kampanye cinta sungai yang berdampak ekonomi.</p><p>"Ini patut dikembangkan di daerah lainnya. Sungai itu bukan tempat sampah, melainkan bagian dari kehidupan kita," ujarnya.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya