Soloraya
Selasa, 10 Juli 2018 - 12:15 WIB

Sungai Kotor di Ngemplak Boyolali Disulap Jadi Aquarium, Begini Jadinya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Ada pemandangan <a title="Kisah Inspiratif Pemuda Wonogiri Bikin Wayang Beber dari Daluang" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180619/495/922859/kisah-inspiratif-pemuda-wonogiri-bikin-wayang-beber-dari-daluang">mengesankan </a>&nbsp;ketika melintasi jalan di perbatasan Desa Klodran dan Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Tak jauh dari selatan Tugu Boto, cobalah tengok sungai yang mengalir berimpitan dengan jalan raya yang ramai.</p><p>Di sana tampak jelas ribuan ikan nila merah layaknya ikan emas berkecipak di air. Ikan-ikan itu menari-nari seperti dalam aquarium raksasa. Airnya bersih dan tak ada sampah terapung-apung.</p><p>"Sebenarnya sampah di sungai ini sangat banyak, namun kami pasangi jaring-jaring besi di pintu atas sehingga air kolam ikan ini jadi bersih," jelas Andung, salah satu peternak ikan nila di anak Sungai Pepe itu saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Senin (9/7/2018).</p><p>Andung mengisahkan anak Sungai Pepe itu dia sulap menjadi kolam ikan sejak dua tahun lalu. Ide awalnya ingin <a title="Kisah Inspiratif: Kakek Tukimin 18 Tahun Kelola Pupuk Organik" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180425/495/912400/kisah-inspiratif-kakek-tukimin-18-tahun-kelola-pupuk-organik">mengajak masyarakat</a> agar mencintai sungai dan tak menjadikan sungai sebagai tempat sampah. Lalu, mereka mendirikan kelompok tani dengan tujuan menyelamatkan lingkungan sekaligus berdampak bagi perekonomian warga.</p><p>"Nah, akhirnya muncul ide ini. Sungai ini kami gunakan sebagai kolam ikan. Lalu di hulu sungai dipasangi jaring-jaring besi," kisah warga RT 004/RW 010 Desa Klodran itu.</p><p>Upaya Andung dan teman-temannya membuahkan hasil. Selain budaya membuang sampah di sungai telah berangsur berkurang, setidaknya tiga kali dalam setahun mereka mengantongi laba bersih Rp4 juta-Rp5 juta dari hasil panen mereka yang mencapai lebih dari 1 ton.</p><p>"Sekarang, kalau orang mau buang sungai jadi ewuh [sungkan]. Soalnya sungai bersih dan banyak ikan warna warni," ungkapnya.</p><p>Lantas, apakah Andung dan teman-teannya tak waswas jika ikan-ikannya dicuri orang atau diracuni orang? "Dulu, saat awal-awal ya waswas. Orang pada mancing ikan di sini. Namun, karena sekarang banyak warga yang tahu sudah tak ada lagi orang mencuri ikan," tambahnya.</p><p>Soal risiko banjir? "Tentu saja ada," kata Andung. Namun, Andung dan teman-temannya sudah mengantisipasi jika sungai meluber dan banjir. Salah satunya membuka pintu air agar permukaan sungai tetap terkontrol.</p><p>Kreativitas warga ini mendapatkan <a title="Kisah Inspiratif: Usia Senja Pria Semarang Ini Malah Mandiri dan Dermawan" href="http://semarang.solopos.com/read/20180406/515/908593/kisah-inspiratif-usia-senja-pria-semarang-ini-malah-mandiri-dan-dermawan">sambutan positif </a>&nbsp;para pengguna jalan yang bersebelahan dengan sungai itu. Joko Mulyono salah satunya. Warga Desa Sawahan, Ngemplak, ini mengacungi jempol kreativitas Andung dan teman-temannya dalam melakukan kampanye cinta sungai yang berdampak ekonomi.</p><p>"Ini patut dikembangkan di daerah lainnya. Sungai itu bukan tempat sampah, melainkan bagian dari kehidupan kita," ujarnya.</p><p>&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif