Soloraya
Minggu, 31 Maret 2013 - 17:29 WIB

1.001 Wajah Kota Solo Terlukis di CFD

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung acara Car Free Day (CFD) melukis di kain yang digelar saat acara Melukis Massal 1001 Wajah Kota Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (31/3/2013). Acara yang diprakarsai Yayasan Pendidikan Al Firdaus itu mengangkat tema Solo Kota Kreatif. (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Pengunjung acara Car Free Day (CFD) melukis diatas kain yang digelar saat acara Melukis Massal 1001 Wajah Kota Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (31/3/2013). Acara yang diprakarsai Yayasan Pendidikan Al Firdaus itu mengangkat tema Solo Kota Kreatif. (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Beragam gambaran wajah kota Solo terpampang dalam kertas berukuran raksasa yang direntangkan di sepanjang kawasan Ngapeman hingga Pasar Pon, Jl Slamet Riyadi, Minggu (31/3/2013) pagi. Solo yang terekam dalam lukisan-lukisan tersebut tak melulu berkisah tentang hiruk-pikuk kota ataupun gedung yang menjulang tinggi.
Advertisement

Anak-anak hingga orang dewasa pengunjung Car Free Day (CFD) bebas menuangkan segala memori mereka tentang Kota Solo dalam lukisan. Seperti Muhammad Ahaf Raihan Difa, 8, yang lebih memilih menggambar dinosaurus. Dia berharap hewan purba itu dapat dijumpainya di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Sementara itu, adiknya yang baru berusia 3 tahun, Arhan Zaydan, menggambar sebuah tank dengan bentuk yang abstrak. Arhan berimajinasi tank mainannya beroperasi di jalanan Kota Solo.

“Pesertanya sebagian besar memang anak-anak jadi gambaran mereka beragam. Ada yang cuma menggambar satu titik, ya tidak masalah, kami tetap mengapresiasi, mungkin itulah yang terekam dalam memorinya tentang Solo,” ungkap Ketua Panitia Melukis Massal 1.001 Piala 1.001 Kreativitas, Imam Subkhan kepada Solopos.com.

Kegiatan tersebut menjadi salah satu bentuk dukungan Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk mewujudkan jargon Solo Kota Kreatif. Lembaga pendidikan yang telah berusia dua windu tersebut berharap mampu menumbuhkan kreativitas warga Solo melalui kegiatan itu.

Advertisement

Menurut Imam, tujuan utama kegiatan tersebut bukanlah menggelar kompetisi menggambar bagi anak. Sehingga, dalam kegiatan itu anak-anak tidak harus bersaing menggambar dengan sebaik-baiknya untuk mendapat piala.

Panitia sengaja menyediakan 1.001 piala untuk setiap peserta yang bersedia menggambar pada kain putih sepanjang satu kilometer (km). Pembagian piala berbentuk bintang itu menjadi simbol bahwa setiap individu memiliki potensi dan keunikan masing-masing yang harus diapresiasi. “Semua orang yang ikut gambar dapat piala, tidak ada yang tidak dapat. 1001 piala yang kami siapkan bahkan sudah habis, laris manis,” imbuh Subkhan.

Imam menambahkan, kegiatan itu sekaligus menjadi masukan bagi orangtua maupun lembaga pendidikan anak prasekolah tentang pentingnya apresiasi terhadap anak-anak. Menurut dia, anak usia prasekolah belum siap menghadapi kompetisi.

Advertisement

“Sekarang banyak yang menekan anak usia prasekolah untuk berkompetisi. Padahal mental mereka belum siap untuk menerima kekalahan, mereka lebih membutuhkan apresiasi atas apa yang mereka kerjakan,” urai Imam.

Oleh karena itu, selain menjadi wadah kreativitas, kegiatan itu juga menjadi dorongan semangat bagi anak-anak. “Biasanya banyak anak bahkan orang dewasa yang belum pernah dapat piala. Di sini, mereka semua bisa dapat piala untuk apapun yang mereka gambar,” pungkas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif