SOLOPOS.COM - Ribuan peserta mengikuti Edukasi Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan di Graha Saba Buana, Solo, Kamis (7/9/2023). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus mengintervensi pencegahan stunting guna mewujudkan Solo bebas stunting pada 2024 mendatang.

Hasil penimbangan bulanan, ditemukan 1.050 anak balita yang mengalami stunting dan mendesak untuk ditangani.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Solo, Purwanti di sela-sela acara gerakan pencegahan stunting di Graha Saba Buana, Kecamatan Banjarsari, Kamis (7/9/2023).

Menurut Purwanti, anak balita yang mengalami stunting tersebar di sejumlah kecamatan se-Kota Solo. “Kalau secara persentase sekitar 3,4% atau 1.050 anak balita. Ini hasil penimbangan balita yang dilakukan secara serentak di setiap kelurahan,” kata dia, Kamis (7/9/2023).

Menurut Purwanti, Pemkot Solo menggeber program pendampingan keluarga guna menekan angka stunting di Kota Bengawan. Petugas pendampingan keluarga disebar ke setiap kelurahan.

Mereka melakukan pendampingan terhadap sasaran seperti ibu hamil, ibu menyusui maupun ibu yang memiliki anak balita.

Pola pendampingan menitikberatkan pada perkembangan anak guna mengukur berat badan dan tinggi badan. “Program pendampingan keluarga digerakkan untuk mewujudkan Kota Solo zero stunting pada 2024. Tentunya, partisipasi masyarakat juga berperan penting dalam penanganan stunting di Solo,” papar dia.

Purwanti menyebut stunting bisa dicegah mulai saat pranikah, hamil, bayi lahir hingga anak balita. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) menjadi garda terdepan dalam mencegah kasus stunting.

Kader posyandu bakal memantau pertumbuhan tinggi dan berat badan bayi melainkan asupan gizi.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Solo, Gatot Sutanto, mengatakan intervensi pencegahan stunting lewat delapan aksi konvergensi yang melibatkan lintas sektoral.

Beleid itu dilaksanakan guna menekan kasus stunting di Kota Bengawan. Selain pemerintah dan swasta, komunitas masyarakat juga memiliki peran strategis dalam upaya pencegahan stunting di wilayahnya masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya