Solopos.com, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo hingga Selasa (26/5/2020) telah menguji 1.118 sampel darah melalui rapid test atau tes cepat Covid-19. Dari jumlah itu, 17 sampel di antaranya reaktif.
Sampel itu diambil dari orang-orang yang beraktivitas di pasar tradisional, pusat perbelanjaan, puskesmas, dan RSUD, serta warga kawasan yang dikarantina. Dari jumlah itu, terdapat 17 spesimen yang reaktif.
Perinciannya, enam warga di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, delapan tenaga kesehatan (nakes), dua pedagang Pasar Depok, dan satu SPG di Solo Paragon Mall.
Update Kasus Covid-19 Indonesia: Pasien Positif Tambah 686 Jadi 23.851, Meninggal 1.473
Update Kasus Covid-19 Indonesia: Pasien Positif Tambah 686 Jadi 23.851, Meninggal 1.473
Pemilik sampel darah yang reaktif berdasarkan hasil rapid test deteksi Covid-19 di Kota Solo tersebut kemudian diminta menjalani uji swab secara polymerase chain reaction (PCR). Hasilnya, tiga warga Joyotakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara hasil lainnya belum keluar hingga Rabu (27/5/2020). Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan uji cepat itu dimulai sejak Rabu (20/5/2020).
Pembukaan Sekolah di Solo, Rudy: Jangankan Juni, Juli Saja Masih Pikir-Pikir!
Sisanya sebanyak 296 sampel darah untuk rapid test Covid-19 diambil di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan Kota Solo. Jumlah itu belum termasuk uji cepat yang diikuti pegawai dan pejabat Pemkot, Muspida, serta awak media di Solo pada Rabu.
"Selain juga dari sukarelawan Posko Siaga Covid-19 pada Kamis [28/5/2020]. Mereka bertugas di lapangan dan garda terdepan,” kata dia kepada wartawan, Rabu.
Beberapa pejabat yang tampak mengikuti kegiatan rapid test itu di antaranya Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo, Kapolresta Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, Dandim 0735/Surakarta Wiyata Sempana Aji.
Cegat Arus Balik dari Selatan, Tim Gabungan Sukoharjo Lakukan Penyekatan di Nguter
“Karena saya sering bersentuhan dengan masyarakat, tentu tidak ada salahnya kalau teman-teman dan saya ini diuji cepat,” kata Rudy, panggilan akrab wali kota, seusai diambil sampel darahnya.
Uji cepat juga bertujuan mendeteksi orang tanpa gejala (OTG) yang sudah tertular virus SARS CoV-2 di tubuhnya namun belum tampak sakit. “Saya juga sering ke tempat karantina, pantauan rapid test massal di Joyotakan, mengantarkan pasien yang sembuh dari Covid-19, dan sebagainya,” imbuh Rudy.