SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

REHAP RUMAH--Bupati Klaten, Sunarna meletakkan batu pertama untuk merehab rumah tidak layak huni (RTLH) milik Supadmo, 40, warga RT 6/RW IXX, Dukuh Ngendekan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Klaten, Jumat (28/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Klaten (Solopos.com)–Sebanyak 1.233 rumah di Kabupaten Klaten masuk kategori tidak layak huni.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu dikemukakan Bupati Klaten, Sunarna saat ditemui wartawan seusai menyerahkan bantuan rehab rumah tak layak huni (RTLH) kepada Supadmo, 40, warga RT 6/RW IXX, Dukuh Ngendekan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Klaten, Jumat (28/10/2011).

Dalam kesempatan itu, Bupati mengatakan 1.233 RTLH itu tersebar merata di 26 kecamatan di Kabupaten Klaten. “

Untuk membantu warga yang memiliki rumah tak layak huni, setiap tahun kami mengucurkan bantuan rumah sekitar 50-100 unit melalui dana APBD. Dari pemerintah pusat juga mengucurkan bantuan rehab rumah 200 unit setiap tahunnya,” ujar Sunarna.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, sambung Sunarna, menargetkan Klaten terbebas dari RTLH pada 2015 mendatang. Oleh sebab itu, pihaknya berharap bantuan rehab RTLH tersebut terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Tahun ini, kata Sunarna, sebanyak 67 unit RTLH mendapat bantuan rehab dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas). Dalam jangka dekat, Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) juga akan mengucurkan bantuan rehab kepada 10 unit RTLH.

Sementara bantuan rehab dari pemerintah pusat sudah diberikan kepada 200 unit RTLH.

“Besarnya bantuan dari APBD mencapai Rp 7 juta. Sementara dari pemerintah pusat besarnya Rp 9 juta. Tetapi itu sifatnya stimulan. Warga harus menutupi sendiri kekurangan biayanya untuk merehab rumah,” papar Sunarna.

Ditemui di lokasi yang sama, Supadmo mengaku senang mendapatkan bantuan rehap rumahnya. Selama hampir 15 tahun, Supadmo tinggal di rumah sederhana berukuran 5X8 meter2 bersama istrinya, Watiyem, 35.

Rumah Supadmo masih beralaskan tanah dan berdinding anyaman bambu. Rumah sederhana itu hanya terdiri satu kamar. Ruang tamu berdampingan dengan dapur dan kamar mandi.

“Gedhek (anyaman bambu-red) di bagian bawah sudah keropos akibat dimakan rayap. Tetapi, saya tidak memiliki biaya untuk menggantinya karena tidak memiliki penghasilan tetap,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh serabutan itu.

Rencananya, dinding rumah Supadmo akan diganti dengan batako. Bantuan dari Pemkab Klaten sudah dibelanjakan untuk membeli keperluan membangun rumah seperti batako, pasir, semen, besi, dan lain sebagainya.

“Saya tidak menyangka akan mendapat bantuan ini. Saya kaget karena diberitahu mendadak bahwa rumah saya akan direhab,” tutur Supadmo.

(mkd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya