Soloraya
Sabtu, 23 Juli 2022 - 06:30 WIB

1 Ekor Mati Kena PMK, Segini Jumlah Kebo Bule Keraton Solo Saat Ini

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebo bule di Alun-alun Kidul Keraton Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Satu ekor kebo bule Keraton Solo bernama Nyi Apon mati setelah terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Kamis (21/7/2022) pagi. Selain Nyi Apon, ada tujuh kerbau bule lainnya di Alun-Alun Kidul Keraton yang kondisinya lemah karena terjangkir penyakit yang sama.

Kematian  Nyi Apon membuat jumlah kerbau bule keturunan Kiai Slamet itu kini tinggal 22 ekor. Hal itu diungkapkan adik dari Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng, saat diwawancarai Solopos.com, Kamis malam.

Advertisement

Gusti Moeng mengaku sangat sedih atas kematian salah satu hewan ikonik Keraton Solo itu karena selain sebagai penyayang binatang, Gusti Moeng juga mengaku ia sendiri yang memberi nama Nyi Apon. Nama itu diambil dari hari kelahirannya. Dulu lahirnya Ahad Pon, saya sendiri yang kasih nama itu,” jelas Gusti Moeng.

Kerbau bule itu selama ini menjadi ikon pada penyelenggaraan kirab malam 1 Sura di Keraton Solo. Kemunculannya ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang ingin ngalap berkah dari kotoran hewan itu yang keluar saat kirab.

Advertisement

Kerbau bule itu selama ini menjadi ikon pada penyelenggaraan kirab malam 1 Sura di Keraton Solo. Kemunculannya ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang ingin ngalap berkah dari kotoran hewan itu yang keluar saat kirab.

Kematian kebo bule pada Kamis (21/7/2022) atau sekitar sembilan hari menjelang malam 1 Sura itu menyisakan tanda tanya dari kacamata ilmu titen masyarakat Jawa. Sebab kejadian di Keraton seringkali dikait-kaitkan sebagai sebuah perlambang.

Baca Juga: Terjangkit PMK, Kebo Bule Keraton Solo Sementara Tak Boleh Dikunjungi

Advertisement

Sebab dia tidak mau dikira sebagai peramal bila menyampaikan pandangannya terkait matinya Nyi Apon. “Candaki dewe mawon. Aku ndak didaraki peramal mengko,” ungkap dia.

Peringatan

Terpisah, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat, juga memilih bersikap bijak dan logis menanggapi kematian kebo bule Nyi Apon. Menurutnya, kelahiran, garis hidup, dan kematian merupakan ketetapan dari Tuhan.

Baca Juga: Kebo Bule Keraton Solo Mati Kena PMK, Gusti Moeng: Wetengku Senep!

Advertisement

“Lahir, hidup dan mati itu sebagai sebuah kepastian dari Tuhan. Jadi saya menyikapi bahwa mungkin karena pandemi, mungkin karena faktor cuaca, mungkin karena faktor usia juga. Tapi yang jelas ini mengingatkan kita semua,” ungkapnya kepada Solopos.com, Jumat (22/7/2022).

Menurut Dani, kejadian ini menjadi peringatan bagi setiap umat manusia harus selalu berhati-hati dalam menjalani hidup. Manusia harus selalu menjaga kesehatannya, tidak hanya fisik, tapi juga hati, pikiran dan jiwa. Sebab apa yang terjadi pada seseorang bisa berdampak kepada orang lain.

“Sebagai manusia juga harus berhati-hati dalam menjaga kesehatan hati, pikiran jiwa, dan fisik. Ternyata apa yang ada pada manusia berimbas juga kepada lingkungan sekitarnya. Jadi kita harus waspada, berhati-hati dan ingat kepada Tuhan,” ajak dia.

Advertisement

Baca Juga: Kena PMK, Kebo Bule Terancam Absen di Kirab Malam 1 Sura Keraton Solo

Dani menilai terkadang manusia lupa apa yang ada pada dirinya bisa berdampak buruk atau baik bagi lingkungannya. Sehingga manusia bertindak sesuka sendiri. Dia mencontohkan dalam kasus kematian Nyi Apon yang terjangkit PMK.

“Sekali lagi kita harus lebih bijaksana sebagai makhluk paling sempurna ciptaan Tuhan. Untuk lebih bijaksana terhadap sesama ciptaan Tuhan, baik manusia dan semua makhluk hidup di alam ini, termasuk makhluk-makhluk yang tidak tampak,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif