Solopos.com, SOLO -- Satu keluarga warga Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo, terkonfirmasi positif Covid-19. Akibatnya, 17 warga yang menjadi kontak erat keluarga itu harus menjalani karantina mandiri.
Belasan warga tersebut menjalani karantina di SD Kristen Gandekan sejak Senin (12/10/2020). Hal itu lantaran lingkungan rumah tinggal mereka sempit.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Lurah Gandekan, Ari Rahmadani, mengatakan sedianya ada 19 warga yang harus menjalani karantina setelah menjalani uji swab secara PCR (The Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction/RT-PCR).
1 Siswa Reaktif Rapid Test, SMAN 3 Solo Tunda Sejumlah Agenda
Namun, hasil tes swab dua warga Gandekan, Solo, yang menjadi kontak erat keluarga yang positif Covid-19 itu sudah keluar dan negatif. Ari mengatakan karantina di gedung SD Kristen Gandekan itu atas inisiatif pemerintah kelurahan setelah melihat kondisi lingkungan tempat tinggal warga.
Kondisi lingkungan itu tidak memungkinkan untuk melakukan karantina mandiri. "Kondisinya padat dan mereka menggunakan kamar mandi umum. Kami bekerja sama dengan Jogo Tonggo RW 006 menyediakan fasilitas karantina, termasuk suplai logistik,” jelasnya, Rabu (14/10/2020).
Asal Rantai Kasus
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menceritakan asal rantai kasus Gandekan tersebut bermula dari ibu salah seorang tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19.
Warga Kartasura Gelar Demo Tandingan: Aja Wani-Wani Rusuh Neng Kotaku!
Tracing kontak oleh petugas menemukan dua anak dan seorang asisten rumah tangganya ikut terpapar Covid-19. Dari enam orang tersebut, petugas memperpanjang tracing dan mendapati 21 warga pernah berkontak dan harus uji swab.
“Nah, selagi menunggu hasil uji swab keluar, mereka wajib isolasi mandiri. Kalau sudah negatif bisa kembali ke rumah masing-masing,” terangnya.
SE Wali Kota Solo: Anak 5 Tahun Ke Atas Sudah Boleh Kunjungi Tempat Publik
Ning, sapaan akrabnya, mengatakan dari klaster keluarga Gandekan, Solo, tersebut ada empat orang, namun seluruhnya memiliki mobilitas cukup tinggi. Sehingga kontak dekat dan erat keempatnya mencapai 21 orang.
“Mereka yang karantina mandiri dalam gedung SD memiliki hunian yang kurang memadai. Nah, yang bisa isolasi mandiri di rumah ya, mereka di rumah masing-masing,” katanya secara terpisah.