Soloraya
Senin, 30 Mei 2022 - 18:52 WIB

1 Pekan PascaPenutupan Pasar Hewan di Wonogiri, Masih Ditemukan PMK?

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas mengecek kesehatan sapi untuk memastikan terjangkit atau tidaknya sapi-sapi yang diniagakan di Pasar Hewan Pracimantoro, Jumat (13/5/2022), terbebas dari penyakit mulut dan kuk. (Istimewa/Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus sapi suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) ditemukan di Wonogiri pascasepekan pasar hewan di daerah setempat ditutup. Hingga Minggu (29/5/2022), sebanyak 39 sapi suspek PMK ditemukan.

Jumlah itu berkurang lima ekor, karena lima ekor di antaranya kini sudah terkonfirmasi dan sembuh.

Advertisement

Data itu berdasar infografis yang diunggah instagram @dislapernak_wng, akun media sosial Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri. Saat dikonfirmasi Solopos.com, Senin (30/5/2022), Kepala Dislapernak Wonogiri, Sutardi, menyatakan data itu valid.

Sutardi menjelaskan, maksud data sapi terkonfirmasi PMK karena hewan ternak yang diduga PMK telah menjalani uji laboratorium. Sementara, data kasus suspek berarti sapi-sapi yang diperiksa tim Dislapernak Wonogiri memiliki tanda gejala yang mengarah ke PMK.

Advertisement

Sutardi menjelaskan, maksud data sapi terkonfirmasi PMK karena hewan ternak yang diduga PMK telah menjalani uji laboratorium. Sementara, data kasus suspek berarti sapi-sapi yang diperiksa tim Dislapernak Wonogiri memiliki tanda gejala yang mengarah ke PMK.

Lima ekor sapi yang terkonfirmasi dan kini telah sembuh merupakan sapi yang berasal dari Kismantoro dan Bulukerto. Kelimanya menjadi temuan awal kasus PMK, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga: Penyakit Mulut & Kuku Merebak, Peternak Sapi Wonogiri Bagikan Tips ini

Advertisement

Persebaran PMK dari Jawa Timur ditandai dengan pemetaan yang kebanyakan berasal dari daerah perbatasan. Semula di Kismantoro lalu meluas di Bulukerto.

Kini, sapi-sapi suspek PMK tersebar di tiga kecamatan lain. Di antaranya, Purwantoro, Puhpelem, dan Slogohimo. Berdasar data terakhir yang dipantau Solopos.com, Puhpelem dan Bulukerto menjadi kecamatan terbanyak memiliki sapi suspek PMK.

Sebagaimana data yang dihimpun Solopos.com tahun 2020, Bulukerto menjadi kecamatan yang memiliki tempat potong hewan (TPH) terbanyak dari kecamatan lainnya. Kecamatan tersebut juga menjadi satu-satunya daerah yang memiliki rumah potong hewan (RPH) di Kabupaten Wonogiri.

Advertisement

Baca Juga: Temukan Kasus PMK, Masyarakat Wonogiri Bisa Melapor ke Polisi

Sutardi mengatakan keberadaan tempat jagal dan peningkatan kasus PMK dinilai saling terkait. Kebiasaan masyarakat di Bulukerto ialah membeli sapi dari Jawa Timur.

“Hingga kini belum menemukan hasil kajian bahwa PMK dapat menular ke manusia,” kata Sutardi.

Advertisement

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan butuh waktu dua pekan untuk monitoring perkembangan PMK di Wonogiri. Jika dalam waktu tersebut masih meluas, Pemkab Wonogiri akan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng agar ada langkah integrasi antara satu daerah dan daerah lainnya dalam mengantisipasi meluasnya kasus PMK.

“Kalau bicara integrasi tentu kami harus berkonsultasi dengan provinsi. Butuh ada pendampingan. Jangan sampai dengan populasi yang banyak berpengaruh pada keterjangkitan PMK dan jadi endemi, kerugiannya akan cukup besar,” terang Bupati yang akrab disapa Jekek, saat ditemui wartawan, Senin (30/5/2022).

Baca Juga: PMK Belum Pengaruhi Harga Daging Sapi di Wonogiri, Benarkah?

Penjual daging sapi di Pasar Wonogiri Kota, Kawitni, mengaku biasanya membeli daging dari pejagal sapi di Bulukerto yang dikenal sebagai kecamatan dengan kasus PMK terbanyak kedua di Wonogiri.

“Hal itu tak memengaruhi penurunan penjualan daging sapi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif