SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Penanganan bencana di tujuh desa di wilayah Kabupaten Boyolali yang berada di lokasi Ring I atau bahaya utama erupsi Gunung Merapi, dinilai perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebab, bahaya letusan gunung itu diperkirakan dapat mengancam sekitar 10.000 kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di wilayah tersebut.

“Ada sekitar 10.000 KK yang saat ini bertempat tinggal di lereng Gunung Merapi atau di lokasi Ring I yang dinilai sebagai kawasan paling berbahaya. Sehingga jika terlambat melakukan evakuasi saat terjadi bencana dampaknya akan sangat luas,” ungkap Bupati Boyolali, Sri Moeljanto saat menerima kunjungan kerja (Kunker) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Jawa Tengah (Jateng) di Ruang Kepodang Kantor Pemkab Boyolali, Rabu (31/3).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tujuh desa tersebut, tiga di antaranya Desa Tlogolele, Desa Jrakah dan Desa Klakah yang ada di Kecamatan Selo. Tiga desa lainnya, yakni Desa Mriyan, Desa Sangup dan Desa Cluntang berada di Kecamatan Musuk, serta Desa Wonodoyo yang berada di Kecamatan Cepogo. Tujuh desa itu masuk dalam kawasan bahaya satu atau Ring I.

“Lokasi desa ini sangat dekat dengan pusat letusan Gunung Merapi sehingga material gunung yang meletus hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk menerjang tujuh desa tersebut,” terang Bupati.

Menurut Bupati, wilayah Kabupaten Boyolali yang cukup luas memiliki berbagai kerawanan bancana alam, perlu mendapatkan perhatian serius dalam penanganannya. Setidaknya, tambah Bupati, terdapat empat bencana alam yang dapat mengancam di sejumlah daerah rawan bencana, yakni tanah longsor, banjir, angin ribut dan letusan Gunung Merapi.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya