Soloraya
Kamis, 12 Agustus 2021 - 16:55 WIB

10 Santri di Wonogiri Terpapar Covid-19, Ternyata Ponpes Gelar Kegiatan Tatap Muka Tanpa Izin

Rudi Hartono  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ponpes terpapar Covid-19 (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, mengonfirmasi 10 santri yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) Gedung PGRI Wonogiri merupakan santri ponpes bersangkutan.

Pihak ponpes juga tak memungkiri menggelar kegiatan pesantren secara tatap muka sejak tahun ajaran 2021/2022 bergulir Juli lalu maupun tahun ajaran sebelumnya tanpa izin. Seperti diketahui, tahun ajaran baru ini bersamaan dengan pemberlakuan pembataan kegiatan masyarakat (PPKM). Sesuai ketentuan, ponpes dilarang menggelar kegiatan tatap muka sementara waktu untuk mencegah penularan Covid-19.

Advertisement

Baca Juga: Klaster Ponpes Muncul Lagi di Wonogiri, 10 Santri di Ngadirojo Positif Covid-19

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Wonogiri yang juga pengasuh Ponpes Muhammadiyah Ngadirojo, Rasyid Ridho, saat dimintai konfirmasi, Kamis (12/8/2021), tak membantah santrinya sebelumnya mengikuti kegiatan pesantren tatap muka. Mereka berjumlah 20 orang yang mayoritas dari Kabupaten Wonogiri.

Beberapa anak di antaranya dari Sukoharjo dan Klaten. Selama mengikuti kegiatan mereka dibimbing tiga pengasuh termasuk Rasyid. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pendapa terbuka. Setelah itu santri beristirahat di ruangan. Sementara, pengasuh pulang ke rumah.

Advertisement

“Kami belum tahu Covid-19 yang menginfeksi itu dari mana. Satgas [Satuan Tugas Percepatan Penanganan] Covid-19 kecamatan [Ngadirojo] sudah melacak kontak erat. Selain 10 santri yang terpapar Covid-19 semuanya aman. Santri lainnya tetap kami minta di pondok untuk mencegah penularan di rumah mereka. Meski begitu kami sudah tidak menggelar kegiatan pesantren lagi,” terang Rasyid saat dihubungi.

Dia memahami kegiatan pesantren saat ini tidak boleh digelar. Oleh karena itu, pihaknya tak mengajukan surat izin/permohonan pelaksanaan kegiatan pesantren kepada pihak terkait. Hal itu lantaran pihak berwenang pasti tidak akan mengizinkan.

Baca Juga: Sempat Dibebaskan Sebulan, Retribusi Pasar Tradisional di Solo Kembali Ditarik

Advertisement

Pada sisi lain, pihak ponpes menilai kegiatan pesantren pada awal tahun ajaran baru ini perlu dilaksanakan. Sebab, kegiatan tidak memungkinkan digelar secara jarak jauh. Pihak ponpes kemudian memutuskan untuk menggelar uji coba kegiatan pesantren atas izin para wali santri.

“Kami hanya mengajukan surat pemberitahuan kepada Satgas Covid-19 kecamatan. Satgas meminta kami untuk tidak menggelar kegiatan. Pada sisi lain, wali siswa memberi izin. Akhirnya kami menggelar kegiatan, sifatnya uji coba saja,” imbuh Rasyid.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif