SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian. (Solopos-Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri mengoptimalkan kembali program desa mandiri benih.

Program ini sebenarnya telah ada sejak 2017, namun akan dioptimalkan lagi pada 2021 sebagai upaya membina kelompok tani agar mau bangkit kembali setelah dihantam pandemi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sejumlah kelompok tani di Wonogiri diarahkan supaya mereka bisa menjadi produsen benih. Terlebih, kebutuhan benih di Wonogiri dinilai cukup banyak, terutama benih padi. Dalam satu tahun, kelompok tani membutuhkan berton-ton benih. Akan lebih baik jika kelompok tani bisa menghasilkan benih sendiri.

Baca Juga: Petani Wonogiri Usul Pengeringan Colo Barat Diundur, Ini Alasannya

Desa mandiri benih memiliki filosofi menyediakan atau menjaga kemandirian benih di wilayah masing masing. Program mandiri benih ini sedikit sulit dijalankan karena membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah.

Ada 11 kelompok yang menjadi bagian desa mandiri benih wilayah Kabupaten Wonogiri yaitu Kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Baturetno, Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Jatipurno, dan Kecamatan Purwantoro.

Namun, baru kelompok tani di Kecamatan Sidoharjo yang terbilang konsisten dalam memproduksi benih. Sementara kelompok tani di kecamatan lain proses produksi benih baru berjalan setahun sekali. Kasi Tanaman Pangan, Shidiq Purwanto, mengatakan ada kendala yang beragam sehingga proses produksi benih dari beberapa tempat masih jalan di tempat.

Baca Juga: Harga Jual Porang Turun Tapi Petani Wonogiri Kok Untung Rp56 Juta, Begini Hitung-Hitungannya

“Kalau dilihat kendalanya dalam proses kemandirian benih ini adalah tekadnya kurang. Untuk prosesnya lama mulai panen dan menjadi benih itu tidak mudah untuk menghasilkan benih yang baik. Kemudian jika sudah menghasilkan benih banyak orang memproduksi tetapi tidak bisa menjual. Dan yang terakhir adalah kendala modal.”

“Untuk prosesnya kami sudah sarankan sedikit demi sedikit dulu, tidak perlu banyak-banyak menghasilkan benih, semisal 1 ton,” Ucap Shidiq dalam pertemuan dengan kelompok tani di Wonogiri, Selasa (9/11/2021).

Menurutnya, para kelompok tani perlu dibina agar memiliki semangat, tekad dan serta mau mencintai produk benih mereka sendiri.

“Pengelola dan kelompok tani kita undang. Kelompok tani diharapkan bisa meyakinkan anggotanya untuk membeli benihnya sendiri walaupun ini tidak mudah. Ini supaya mereka menanamkan nilai cintailah produksi dalam negeri, belilah produk desa sendiri. Terkadang kepercayaan kita terhadap produk sendiri sangatlah sulit,” tambah Shidiq.

Baca Juga: Petani Wonogiri Mulai Panen, Ternyata Harga Jual Porang Lebih Mahal pada Juli-Agustus

Shidiq berharap kelompok tani mau melaksanakan kegiatan produksi benih sehingga dampak bisa dirasakan secara terus-menerus. Kelompok tani dan masyarakat diharapkan bisa menggunakan benih sendiri sehingga kemandirian benih terjaga. “Akhirnya ekonomi berputar ke arah lebih baik, lebih hemat dan berdampak pada kesejahteraan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya