Soloraya
Kamis, 23 Desember 2021 - 22:28 WIB

12.163 Anak di Jateng Terpapar Covid-19, Solo Paling Banyak

Mariyana Ricky P.d  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencegahan Covid-19 pada anak. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada sekitar 12.163 anak di wilayah Jateng yang terkonfirmasi Covid-19 sejak awal pandemi hingga saat ini. Dari jumlah itu, terbanyak berada di Kota Solo dengan temuan 4.373 kasus.

Sekretaris IDAI Jateng, Choirul Anam, mengatakan dari 35 kabupaten/kota di Jateng, kasus Covid-19 pada anak paling banyak berada di Kota Solo. Disusul kemudian Kabupaten Pati dengan 2.544 kasus, Banyumas 852 kasus, dan Kota Semarang 1.172 kasus.

Advertisement

“Ini harus jadi perhatian semua pihak jangan sampai kasus serupa terulang dan orang tua untuk lebih memperhatikan anak agar terlindungi,”katanya dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa (21/12/2021).

Baca Juga: Ini Kah BUMN yang akan Beri Dana CSR Penataan Kawasan Sriwedari Solo?

Menurutnya, pencegahan kasus Covid-19 pada anak di Jateng salah satunya melalui vaksinasi. Ia meminta orang tua memanfaatkan program yang sudah menyasar kategori anak 6-11 tahun.

Advertisement

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan tingginya kasus Corona pada anak di Solo karena rutin menggelar surveilans aktif. Salah satunya, surveilans pembelajaran tatap muka (PTM) di puluhan sekolah sebulan sekali.

Jaga Jarak dan Pakai Masker

Setiap sekolah diambil 30 siswa dan tiga guru untuk diuji swab PCR. Pada tahap pertama Oktober ditemukan 107 siswa positif Covid-19 dan pada tahap kedua November, didapati 34 siswa positif.

Baca Juga: Kompak, Satpol PP Se-Soloraya Patroli Bareng pada Malam Tahun Baru

Advertisement

“Saya kalau tidak bekerja, melakukan surveilans pada anak-anak yang telah melakukan PTM tidak akan ketemu kasus,” kata Ning sapaan akrabnya.

Seluruh siswa yang positif Covid-19 tersebut tanpa gejala sehingga apabila tidak dilakukan uji swab, tidak akan diketahui apakah siswa itu terpapar virus Corona jenis baru itu atau tidak. “Ini kan situasi pandemi, sebanyak 1% sampai 2% orang disekitar kita pasti ada yang positif. Maka itu perlu jaga jarak dan pakai masker,” ucapnya.

Ning menyampaikan apabila daerah lain melakukan hal serupa diperkirakan bakal mengalami hal yang sama dengan Solo. Evaluasi PTM dengan tes PCR pada siswa bertujuan memberikan rasa aman. Pada Januari 2022, DKK sudah menjadwalkan surveilans PTM  ketiga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif