Soloraya
Sabtu, 18 Januari 2020 - 10:03 WIB

12 Tahun Eksis di Kartasura, Kasultanan Karaton Pajang Nguri-Uri Budaya

M. Aris Munandar  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gedung Yayasan Kasultanan Karaton Pajang di Dukuh Sonojiwan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Di luar petilasan Keraton Pajang di Makahmaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, berdiri Yayasan Kasultanan Karaton Pajang. Keberadaannya berbeda dengan keraton yang saat ini tengah viral, yakni Keraton Agung Sejagat (KAS).

Yayasan Kasultanan Karaton Pajang sudah berdiri selama 12 tahun. Lokasinya di sebelah selatan petilasan Keraton Pajang, Dukuh Sonojiwan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Advertisement

Di dalam keraton tersebut terdapat Raja atau Sultan serta abdi dalem. Kasultanan Keraton Pajang tersebut dipimpin oleh Suradi Suranegoro yang bergelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV.

Ia merupakan keturunan trah Ki Ageng Turus, yaitu saudara Kebo Kanigoro, ayah dari Joko Tingkir, leluhur raja-raja. Suradi merupakan warga pendatang yang berasal dari Nawonggo, Ceper, Klaten.

“Kasultanan Karaton Pajang ini merupakan yayasan budaya yang sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI. Saya diberi mandat sebagai sultan untuk nguri-uri budaya Keraton Pajang,” kata dia kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).

Advertisement

Keberadaannya sudah diketahui oleh Pemerintah Sukoharjo, dinas terkait serta masyarakat sekitar. Selama keraton tersebut berdiri, pihaknya aktif melakukan kegiatan budaya dengan afiliasi budaya Keraton Pajang Kuno. Ia menegaskan semua kegiatan yang dilakukan di keraton tersebut murni kegiatan budaya.

“Ada tujuh kegiatan yang kami lakukan rutin setiap tahun, yakni Peringatan Malam 1 Suro, Kirab Pusoko, Jumenengan Keraton Pajang, Napak Tilas Joko Tingkir, Haul Joko Tingkir, Wilujengan, dan Syawalan,” beber dia.

Masjid Agung Yayasan Kasultanan Karaton Pajang di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. (Solopos-M. Aris Munandar)

Menurut Suradi, jumlah pengageng keraton dan abdi dalem sekitar 5.000 orang lebih. Mereka tidak hanya berasal dari Sukoharjo, tetapi juga dari Surabaya, Malang, Magetan, Lamongan, Gresik, dan Wonogiri.

Advertisement

“Semua kegiatan keraton kami biayai sendiri. Kami tidak meminta iuran kepada abdi. Selain itu kami juga tidak memaksakan pada abdi atau masyarakat,” terang dia.

Belum lama ini, Yayasan Kasultanan Karaton Pajang telah membangun masjid.

Kepala Desa Makamhaji, Agus Purwanto, mengatakan selama ini kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Kasultanan Karaton Pajang tidak menyimpang.

“Kegiatan yang sering diadakan yaitu kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Dan setiap kegiatan masyarakat sekitar juga mengetahui. Saat peresmian masjid Forkompinca juga turut hadir,” kata Agus kepada wartawan di Kantor Desa Makamhaji, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif