Soloraya
Rabu, 5 Mei 2021 - 18:36 WIB

12 Tahun Kosong, Gedung SD Angker di Sambirejo Sragen Sambut Pemudik Ngeyel

Tri Rahayu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah angker. (Okezone)

Solopos.com, SRAGEN – Pemerintah Desa Sambirejo Sragen menyiapkan gedung SD yang mangkrak selama 12 tahun dan terkenal angker sebagai rumah isolasi mandiri bagi pemudik yang ngeyel.

Kepala Desa/Kecamatan Sambirejo, Sragen, Suparjo, menyampaikan Pemerintah Desa (Pemdes) Sambirejo sudah membuat video yang berisi larangan mudik bagi warga di perantauan tetapi tetap ada warga yang nekat mudik. Suparjo mencatat ada 122 orang pemudik yang tercatat per Rabu (5/5/2021) siang.

Advertisement

“Kami sudah memprediksi sebelum larangan berlaku itu pasti pemudik banyak yang berdatangan. Larangan efektif ka per 6 Mei besok, maka hari ini banyak yang berdatangan. Mereka dari Jakarta, Sulawesi, dan luar Sragen lainnya. Potensi perantau di Sambirejo itu mencapai 800-an orang. Mereka harus lapor ke Satgas Desa. Kalau tidak bawa dokumen antigen maka kami minta tes di puskesmas,” ujar Suparjo saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Baca juga: Aturan Baru! Pendatang Dilarang Mudik ke Solo, Tapi Boleh Piknik

Advertisement

Baca juga: Aturan Baru! Pendatang Dilarang Mudik ke Solo, Tapi Boleh Piknik

Suparjo mengatakan setelah tes mereka wajib isolasi mandiri di rumah masing-masing selama lima hari. Bagi warga yang membandel, ujar dia, maka Pemdes sudah menyiapkan bangunan bekas SD yang terkenal angker untuk rumah isolasi.

“Kalau ngeyel ya saya masukan ke rumah angker,” ujarnya.

Advertisement

Para pemudik yang lolos dari penyekatan aparat Polri tersebut ada yang sudah membawa dokumen hasil rapid test antigen dan ada yang belum membawa dokumen perjalanan.

Baca juga: Muncul Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen: Imam Masjid & Guru TPA Positif Covid-19

Jaga Tangga

Camat Kedawung, Sragen, Nugroho Dwi Wibowo, menyampaikan ada pemudik yang berdatangan di sejumlah desa tetapi datanya masih direkap. Dia mengatakan mereka yang lolos dari penyekatan Polri.

Advertisement

“Kami perintahkan petugas RT dan Satgas Jogo Tonggo untuk proaktif mendata dan mengimbau mereka untuk isolasi mandiri. Rata-rata mereka tidak bawa dokumen hasil antigen. Kami perintahkan mereka untuk periksa ke puskesmas,” jelasnya.

Di Desa Blimbing, Sambirejo, juga ada 45 pemudik yang tiba. Kepala Desa Blimbing, Margono, mengatakan para pemudik yang datang itu wajib isolasi mandiri di rumah selama lima hari.

“Mereka ada yang bawa dokumen antigen dan ada yang tidak. Bagi yang tidak bawa harus periksa ke puskesmas,” ujarnya.

Advertisement

Baca juga: Asal Usul Opor Ayam, Kuliner Perpaduan 3 Budaya yang Spesial di Solo

Pemudik di Desa Sambi, Sambirejo, paling banyak karena mencapai 259 orang per Rabu. Kepala Desa Sambi, Kresna Widya Permana, mengatakan sesuai kesepakatan sembilan desa di Kecamatan Sambirejo, penanganan pemudik diseragamkan dengan optimalisasi Satgas Desa, kerjasama yang baik dengan semua pihak, dan melibatkan TNI, Polri, dan puskesmas.

“Kami mengimbau mereka karantina lima hari di rumah. Peran Satgas Jogo Tonggo juga dioptimalkan,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif