Soloraya
Rabu, 10 Maret 2021 - 20:02 WIB

1,21 Juta Warga Jateng Jadi Pengangguran, Ini Upaya Kemnaker Mengatasinya

Farida Trisnaningtyas  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menabuh gong virtual sebagai tanda pembukaan pelatihan berbasis kompetensi di BLK Solo, Rabu (10/3/2021). (Solopos.com/Farida Trisnaningtyas)

Solopos.com, SOLO — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada peningkatan jumlah pengangguran nasional mencapai 9,7 juta. Dari angka tersebut 1,21 juta di antaranya di Provinsi Jawa Tengah.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan pada tingginya angka pengangguran. Selain itu, masih rendahnya pendidikan dan keterampilan pekerja, serta berada pada era revolusi industri 4.0 turut berimbas pada transformasi di sektor ketenagakerjaan.

Advertisement

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, perlu kolaborasi dan sinergi banyak pihak untuk menyelesaikan permasalahan terkini di sektor ketenagakerjaan. Salah satunya adalah dengan Balai Latihan Kerja (BLK) menyelenggarakan pelatihan yang bisa mengantisipasi kebutuhan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja di masa pandemi dan setelahnya.

Baca juga: Mau Bikin Acara Malam Hari? Pemkab Karanganyar Hanya Izinkan Wayangan

Advertisement

Baca juga: Mau Bikin Acara Malam Hari? Pemkab Karanganyar Hanya Izinkan Wayangan

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), ada peningkatan jumlah dan tingkat pengangguran yang signifikan akibat dampak pandemi. Pada Agustus 2020, jumlah pengangguran mencapai 9,7 juta orang dengan 7% di antaranya dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Angka tersebut ada kenaikan
1,84% dibanding tahun sebelumnya. Bahkan diperkirakan ada sekitar 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi.

“Adanya pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu. Padahal pada 5 tahun sebelumnya kita sudah berhasil menurunkan tingkat pengangguran menjadi 4,99% pada Februari 2020,” ujar dia, kepada wartawan, di sela pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 2021 dan peresmian Lobby dan Talent Corner di BLK Solo, Rabu (10/3/2021).

Advertisement

Baca juga: Alhamdulillah, Bupati Sukoharjo Pertahankan Santunan Kematian Warga Miskin

Menurutnya, adanya pandemi tentunya menambah tantangan kondisi ketenagakerjaan selain dari tantangan yang telah ada sebelumnya, yakni terkait kualitas sumber daya manusia (SDM), kompetensi dan produktivitas.

Selain itu, data nasional menunjukkan dari keseluruhan penduduk yang bekerja, sekitar 57% lebih berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dengan keterampilan terbatas. Ironisnya, di Jateng angkanya lebih tinggi untuk persentase penduduk yang bekerja dengan pendidikan rendah, yakni sebesar 65%.

Advertisement

“Saat ini perlindungan terbaik bagi angkatan kerja baru dan para pekerja adalah perlindungan keterampilan atau kompetensi. Dengan adanya skill, setiap individu akan punya kemampuan bekerja secara terus menerus baik bekerja untuk orang lain maupun membuka lapangan kerja baru, yang pada akhirnya akan mampu berkontribusi meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan,” papar dia.

Baca juga: Awas! RT Masuk Zona Merah Tidak Boleh Gelar Hajatan Dulu

Kemenaker saat ini tengah menyusun kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi. Antara lain, kebijakan triple skilling (skilling, re-skilling, dan up-skilling). Kemudian bagi pekerja ada optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft skills, perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended training). Serta kolaborasi dengan semua stakeholders terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif