SOLOPOS.COM - Bukit Patrum di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, menjadi salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai geoheritage oleh Kementerian ESDM. Foto diambil Kamis (28/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan 13 situs batuan purba serta fosil di wilayah Bayat dan Wedi, Klaten, sebagai situs warisan geologi atau geoheritage. Selain memiliki peran penting untuk penelitian dan pendidikan kebumian, sebagian situs berpotensi menjadi geowisata.

Penetapan belasan geosite itu menjadi geoheritage berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 246.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage) Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warisan geologi Kabupaten Klaten terdiri dari 13 situs warisan geologi. Lokasi geosite itu menyebar di berbagai wilayah perbukitan di Bayat dan Wedi. Perinciannya, 12 geosite berada di Bayat dan satu geosite berada di Wedi.

Dalam keputusan itu juga menyebutkan penetapan geoheritage Klaten bisa dijadikan sebagai acuan dalam arah pemanfaatan ruang wilayah daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Selain itu, penetapan geoheritage bisa digunakan sebagai dasar pengembangan geopark.

Dalam ilmu kebumian, perbukitan purba di wilayah Bayat sudah lama dikenal sebagai lokasi penelitian, bahkan sejak masa kolonial Belanda. Hingga kini, para peneliti maupun mahasiswa geologi kerap melakukan penelitian di perbukitan Bayat.

Pada 1984, jurusan Teknik Geologi UGM Yogyakarta mendirikan Stasiun Lapangan Geologi di Bayat yang digunakan untuk praktik atau kuliah lapangan. Mengutip informasi dari esdm.go.id, Bayat memiliki struktur geologi yang dianggap unik dibandingkan tempat lain di Indonesia.

Lokasi Kunci Evolusi Tektonik Pulau Jawa

Salah satunya situs batuan yang berumur pretersier menjadikan Bayat sebagai lokasi kunci evolusi tektonik Pulau Jawa. Di Bayat ditemukan singkapan geologi dengan berbagai variasi batuan yang menyimpan informasi penting mengenai kondisi geologi di Indonesia yang tersebar di sepanjang Perbukitan Jiwo.

Para ahli geologi memperkirakan batuan tertua atau batuan dasar di Pulau Jawa berumur Kapur atau sekitar 100 juta tahun yang lalu. Batuan tertua yang tersingkap di daerah Bayat, Klaten, adalah batuan metamorf yang diperkirakan berumur 98 juta tahun dari hasil perhitungan umur batuan menggunakan metode radiometrik Potassium-Argon.

Batuan metamorf di Bayat dapat dijumpai di Perbukitan Jiwo Barat maupun Jiwo Timur. Di Indonesia, hanya ada tiga daerah di Pulau Jawa yang memiliki fenomena geologi tersingkapnya batuan tertua yakni di Bayat (Klaten), Karangsambung (Kebumen), dan Ciletuh (Jawa Barat).

“Berdasarkan kajian, tentu dari para ahli, Bayat merupakan salah satu daerah yang sangat penting dari sisi kegeologian di Indonesia selain Karangsambung, Ciletuh, Meratus di Kalimantan Selatan, Pagimana di Sulawesi Tengah, serta Bantimala di Sulawesi Selatan,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Klaten, Pandu Wirabangsa, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (28/12/2023)

Pandu menjelaskan pengusulan geoheritage Klaten didasari pada semangat konservasi. Tak hanya menjaga cagar geologi, penetapan geoheritage untuk batuan purba di Bayat dan Wedi itu juga berpeluang pada pemanfaatan potensi wisata berbasis geowisata.

“Harapannya nanti bisa berproses menjadi geopark membawa kemajuan penting di Klaten salah satunya terkait pengembangan wisata. Harapannya juga membawa dampak besar yang dirasakan masyarakat,” jelas dia.

Laboratorium Alam

Sebelumnya diberitakan, Surat Keputusan Menteri ESDM tentang Penetapan Geoheritage Kabupaten Klaten diserahkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid kepada Bupati Klaten Sri Mulyani, Senin (18/12/2023) malam.

Pada kesempatan itu Wafid menjelaskan kawasan Bayat sejak dulu menjadi laboratorium alam bagi ahli kebumian. Diawali pada 1929 sebagai lokasi ekskursi kongres keempat ilmu pengetahuan Asia Pasifik.

“Hingga saat ini kawasan Bayat menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa geologi dan menjadi lokasi penelitian bagi akademisi dan peneliti kebumian baik dalam negeri maupun luar negeri,” ungkap dia.

Wafid mengatakan Kementerian ESDM sudah menetapkan 13 situs warisan geologi atau geoheritage yang tersebar di Wedi dan Bayat, Klaten. Beberapa situs warisan geologi itu memiliki nilai ilmiah yang diakui secara nasional bahkan internasional.

Dia berharap Pemkab dan warga sekitar situs warisan geologi berupaya menjaga dan melestarikan situs-situs tersebut. Selain upaya konservasi, Kementerian ESDM mendorong kawasan Bayat terus berfungsi sebagai laboratorium alam untuk kegiatan pendidikan dan penelitian.

Selain itu, situs warisan geologi yang ada bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sebagai destinasi geowisata maupun dikembangkan melalui konsep yang ada. Situs-situs tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sebagai destinasi geowisata maupun dikembangkan melui konsep geopark.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya