SOLOPOS.COM - Para pekerja mengikuti pelatihan peningkatan soft skill di Gedung Serbaguna PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk, Selasa (12/4/2022). (Solopos-Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – International Labour Organization (ILO) bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membekali 150 pekerja di tiga pabrik garmen di Jawa Tengah dengan soft skill guna meningkatkan daya saing di pasar kerja. Pola pelatihan soft skill itu diproyeksikan menjadi role model yang bisa diimplementasikan di berbagai industri di Indonesia.

Kegiatan pelatihan soft skill bagi pekerja pabrik garmen dibuka di PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk. Sukoharjo, Selasa (12/2/2022). Kegiatan itu dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kemenaker, Budi Hartawan; Project Manager ILO, Tauvik Muhamad; Wakil Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto; dan puluhan karyawan PT Sritex.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Project Manager ILO, Tauvik Muhamad, mengatakan pelatihan soft skill dilaksanakan di tiga pabrik garmen yakni PT Jaya Perkasa Textile (Sritex Group) di Sukoharjo, PT Eco Smart Garment Indonesia (ESGI) di Boyolali, dan PT Jiale Indonesia Textile di Jepara. Masing-masing pabrik garmen mengirim 50 pekerja untuk mengikuti pelatihan soft skill.

Baca juga: Tarik Investor, Pemerintah Genjot Kualitas SDM dengan Pelatihan Vokasi

“Jadi total jumlah pekerja yang mengikuti pelatihan soft skill sebanyak 150 pekerja. Pelatihan soft skill ini diharapkan menjadi role model peningkatan SDM di berbagai industri di Indonesia,” kata dia, saat berbincang dengan wartawan, Selasa.

Tauvik menyampaikan selama ini, kemampuan teknis para pekerja terus dikembangkan namun kerap mengabaikan soft skill. Padahal, soft skill menjadi kunci utama dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan kompetisi sumber daya manusia (SDM) baik di dalam negeri maupun level internasional.

Cepat Beradaptasi dengan Dunia Kerja

Karena itu, para pekerja pabrik garmen didorong untuk meningkatkan soft skill di bidang teknologi informasi agar mampu bersaing dan memenangkan pasar kerja yang kian kompetitif. “Berdasarkan penilaian ILO, pekerja perlu meningkatkan soft skill seperti kerja sama tim, komunikasi, berpikir kritis, dan integritas. Harapannya, mereka bisa menavigasi perubahan dan cepat beradaptasi dengan dunia kerja yang terus berubah,” ujar dia.

Baca juga: Sukoharjo Gelar PTM 100 Persen Setelah Libur Lebaran Lur…

Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kemenaker, Budi Hartawan, menyampaikan pola pelatihan soft skill itu bakal dikembangkan dengan sasaran para pekerja indutri lainnya. Bahkan, pola pelatihan soft skill bisa diadposi dan diimplementasikan di setiap daerah di Tanah Air.

Program pengembangan keterampilan bagi pekerja itu bertujuan memperkuat kolaborasi industri dan vokasi serta menciptakan sinergi antara keterampilan dengan kebijakan pasar kerja. “Yang paling utama adalah mendongkrak produktivitas pekerjaan di perusahaan. Hal ini berimplikasi pada pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” tutur dia.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, berharap SDM yang memiliki soft skill mumpuni sangat dibutuhkan pasar kerja, tak hanya pasar kerja domestik melainkan mancanegara. Para pekerja tersebut juga dibutuhkan di industri garmen termasuk PT Sritex.

Baca juga: Menakar Kepercayaan Kreditur Seusai Sritex Lolos dari Pailit

“Saya berharap para pekerja bisa menyebarkan virus soft skill kepada pekerja lainnya. Industri garmen masih sangat membutuhkan pekerja yang memiliki soft skill. Belum ada tanda-tanda pekerjaan di garmen digantikan mesin. Belum ada robot yang bisa menjahit,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya