SOLOPOS.COM - Belasan remaja asal Indramayu yang diduga korban penipuan tenaga kerja telantar dan ditampung di Mapolsek, Banyudono, Boyolali, Selasa (16/5/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Sebanyak 19 remaja asal Indramayu, Jawa Barat, telantar di Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Belasan anak baru gede (ABG) asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, telantar di Banyudono, Boyolali, Selasa (16/5/2017). Mereka yang rata-rata lulusan SMP dan SMK itu diduga menjadi korban penipuan calon tenaga kerja.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ada 19 anak. Mereka dikumpulkan di Mapolsek Banyudono setelah sempat terusir dari tempat indekos di salah satu desa di Kecamatan Banyudono, Senin (15/5/2017) malam.

Untuk kebutuhan makan dan minum, mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah kecamatan setempat.
Kepada Solopos.com, mereka mengaku sudah hampir dua bulan berada di Banyudono untuk menanti panggilan pekerjaan sesuai informasi yang mereka dapatkan. Namun selama dua bulan itu mereka tak kunjung dapat panggilan kerja.

Lambat laun uang dan bekal mereka menipis dan akhirnya mereka terusir dari tempat indekos. Soal penyebab mereka terusir dari tempat indekos ada beberapa keterangan yang berbeda.

Versi anak-anak itu, mereka dituduh mencuri ponsel oleh seorang warga dan oknum yang mengaku-aku aparat. Bahkan, beberapa di antara mereka mengaku dipukuli dan diancam akan ditembak jika tak mengembalikan ponsel milik seseorang.

“Kami dipukuli karena dituduh mencuri HP. Padahal, kami tak tahu menahu. Warga lantas mengusir kami,” jelas salah satu mereka, Rosyid.

Melihat kejadian itu, polisi segera ke lokasi dan mengevakuasi belasan remaja itu. Atas tuduhan itu, mereka kini tak memegang HP. HP mereka semua telah disita polisi.

Polisi akan mengembalikan HP setelah ada pihak pemerintah yang mengantar mereka pulang ke Indramayu.
Sementara itu, kepolisian menjelaskan evakuasi 19 ABG asal Indramayu itu berdasarkan laporan warga di sekitar tempat anak-anak itu menginap. Warga dan pemilik indekos menilai anak-anak itu kerap bikin gaduh karena kamar untuk enam anak ternyata ditempati oleh 19 anak.

“Mereka ini tinggal di tempat indekos enam orang. Namun, teman-teannya pada datang sampai 19 orang. Ini bikin ribut,” terang Kanitreskrim Polsek Banyudono, Aiptu Sutriman.

Sutriman juga membenarkan adanya insiden tuduhan pencurian ponsel yang mengarah pada anak-anak itu. Meski tuduhan itu belum terbukti, keberadaan anak-anak itu dinilai telah menimbulkan keributan di permukiman warga.

“Akhirnya mereka kami evakuasi ke Mapolsek. Saat ini, kami sedang koordinasi dengan dinas sosial dan pemerintah kecamatan untuk proses pemulangan anak-anak telantar ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya