SOLOPOS.COM - Warga memasang kayu untuk penanda lubang yang menganga di Jl Pakis-Daleman, Wonosari, Klaten, Rabu (20/3/2013). (Dok/JIBI/SOLOPOS)


Warga memasang kayu untuk penanda lubang yang menganga di Jl Pakis-Daleman, Wonosari, Klaten, Rabu (20/3/2013). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten mengusulkan kenaikan status Jalur Lingkar Barat Delanggu dan Jalan Pakis-Daleman yang saat ini masih berstatus milik kabupaten menjadi milik provinsi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Klaten, Sumarsono, mengatakan sejak diaktifkan kembali pada tahun lalu, Jalur Lingkar Barat Delanggu tidak pernah sepi dari kendaraan mulai dari roda dua, empat, bus hingga truk bertonase tinggi.

Jalur lingkar tersebut sengaja dibuka untuk memecah kepadatan lalu lintas di Kota Kecamatan Delanggu. Kendati demikian, dia mengakui kualitas aspal jalan tersebut kurang memadai sehingga mudah rusak karena kerap dilintasi kendaraan bertonase tinggi.

“Ada beberapa titik jalan yang kerap jebol. Kualitas jalannya memang masih kurang karena dibangun menggunakan dana APBD Klaten yang tidak begitu besar,” terang Sumarsono saat ditemui Solopos.com di Klaten, Rabu (29/5/2013).

Selain Jalur Lingkar Barat Delanggu, Dishub Klaten juga mengusulkan kenaikan status Jalan Pakis-Daleman. Saat ini jalan yang menghubungkan Klaten dengan Sukoharjo itu rusak parah.  Cukup banyak ditemukan lubang menganga di tengah jalan yang mengancam keselamatan pengguna jalan. Bahkan, sudah banyak korban jiwa akibat terperosok lubang tersebut.

“APBD Klaten tidak cukup untuk memperbaiki jalan yang rusak itu. Solusinya kedua jalan itu harus dinaikkan statusnya menjadi jalan provinsi. Sekarang jalan itu kelas III, kalau sudah jadi jalan provinsi, kelasnya bisa naik minimal kelas II,” ujar Sumarsono.

Purnomo, 32, warga Desa Teloyo, Kecamatan Wonosari, mengaku melintasi Jalan Pakis-Daleman hampir setiap hari. Menurutnya, kerusakan jalan tersebut sudah cukup parah sehingga banyak makan korban.

“Sudah banyak sekali korban yang jatuh. Ada yang mengalami luka-luka dan ada pula yang meninggal dunia di lokasi. Kecelakaan tidak hanya terjadi pada malam hari tetapi juga siang hari. Beberapa korban tewas di antaranya adalah pelajar SMA setelah mengalami kecelakaan akibat kerusakan jalan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya