SOLOPOS.COM - Ratusan abdi dalem mengikuti Kirab Malam Selikuran melintasi Jl. Supit Urang, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (22/4/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, GKR Wandansari alias Gusti Moeng, menyebut ada perbedaan antara Kirab Malem Selikuran yang digelar LDA dengan kirab oleh Keraton Solo.

Gusti Moeng menjelaskan ada perbedaan yang cukup jelas antara dua kirab yang digelar bersamaan pada Jumat (22/4/2022) malam itu meski sama-sama berjalan dari Keraton menuju Masjid Agung.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurut istri dari KPH Eddy Wirabhumi ini, perbedaan terbesar adalah penggunaan prajurit dan dapur untuk memasak Tumpeng Sewu.

“Kirab yang sebelumnya tidak pakai prajurit. Mereka juga tidak mempergunakan Dapur Gondorasan yang memang berfungsi membuat [hidangan untuk] wilujengan di Keraton Solo, jadi dibuat sendiri,” ujar Gusti Moeng mengenai Kirab Malem Selikuran tersebut saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Baca Juga: Tidak Tabrakan, Begini Jalannya 2 Kirab Malem Selikuran di Keraton Solo

Lebih lanjut, Gusti Moeng nenjelaskan adalah tanggung jawab LDA untuk memberdayakan Dapur Gondorasan dan juga prajurit abdi dalem. “Kami selalu menggunakan Gondorasan, abdi dalem juga adalah tanggung jawab lembaga kami,” tambah Gusti Moeng.

Di sisi lain, KPH Eddy Wirabhumi menanggapi dua kirab yang digelar ini dengan bijaksana. Menurutnya, ia menginginkan dua kirab tetap dianggap sebagai kegiatan yang positif. “Kami ingin ini dilihat secara bijaksana, agar ke depannya kirab ini bisa dianggap sebagai kegiatan yang baik,” ujarnya.

Kirab Ting

Seperti diketahui, dua kirab Malem Selikuran yang juga dikenal dengan kirab ting untuk menyambut malam ke-21 Ramadan 2022 di Keraton Solo berlangsung hampir bersamaan pada Jumat (22/4/2022) malam.

Baca Juga: Kirab Malam Selikuran Keraton Solo Digelar 2 Kali, Kok Bisa?

Tak hanya itu, kirab juga berlangsung dengan lokasi start dan finis yang sama, yakni dari Kori Kamandungan kompleks Keraton Solo menuju Masjid Agung. Kendati begitu, kedua kirab yang hanya berselisih 30 menit itu bisa berlangsung lancar dan beriringan.

Rombongan kirab Keraton Solo berjalan keluar dari Kori Kamandungan menuju Masjid Agung pukul 21.00 WIB. Para abdi dalem membawa tumpeng, lampion, serta lampu ting berjalan melewati Jl Supit Urang.

Sesampai di Masjid Agung tumpeng didoakan sebelum dibagikan kepada jemaah dan masyarakat. Pun demikian dengan kirab Malem Selikuran yang digelar LDA. Sesampai di Masjid Agung, diadakan doa bersama sebelum tumpeng-tumpeng dibagikan kepada jemaah dan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya