SOLOPOS.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO—Situasi di Keraton Solo disebut telah kembali normal pada Selasa (10/10/2023) seusai menghangat pada Senin (9/10/2023) pagi.

Seperti disampaikan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Solo, KP Dani Nur Adiningrat, saat diwawancara Solopos.com. “Kami bersyukur situasi sudah berangsur normal, landai, aman dan terkendali,” ungkap dia.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dani menyayangkan beredarnya kabar di beberapa media sosial (Medsos) yang menyebutkan terjadi insiden luar biasa di Keraton Solo. Padahal menurut dia kejadian kemarin pagi hanya lah mispersepsi di antara pihak-pihak yang terlibat.

Dani juga menyayangkan adanya beberapa pihak yang ketika ada SISKS Paku Buwono (PB) XIII malah bersikap sangat tidak hormat. “Ini hal yang sangat kami sesalkan selaku keluarga besar Keraton Solo, maupun masyarakat umum,” jelas dia.

Dani mengingatkan seharusnya semua pihak bisa menempatkan diri dan bersikap dengan baik ketika berhadapan dengan SISKS PB XIII. Sebab di lingkungan Keraton Solo ada adab sopan santun dan unggah-ungguh yang dijunjung tinggi.

“Seharusnya seorang anak itu tunduk, ada adab sopan santun kepada orang tuanya. Saya tidak menyebut nama, tapi di Keraton itu ada etika bagaimana seseorang mulai dari abdi dalem dan lainnya, bersikap kepada raja,” pesan dia.

Ditanya penyebab ketegangan dua kubu pada Senin pagi, menurut Dani, karena terjadinya miss persepsi. Saat itu SISKS PB XIII mau melakukan ritual. Tapi malah ditanggapi bermacam-macam dan dikira akan menggembok permanen.

“Dikira mau nggemboki permanen, dikira mau gini-gini. Seandainya Sinuhun memang menghendaki ditutup. Dan kunci ada di Sinuhun, siapa yang mau membuka izin dulu kepada Sinuhun, kan sudah seharusnya seperti itu,” terang dia.

Dani mengatakan penutupan pintu Keraton Solo tidak berarti ditutup selamanya. Ketika memang dibutuhkan untuk dibuka, pintu tersebut bisa dibuka. Seperti ketika akan digelar upacara adat, atau saat ada pihak yang minta masuk, dibuka.

“Saat ada upacara adat, saat siapa izin ke Sinuhun, dibuka. Jadi siapa yang keluar masuk Keraton terpantau Sinuhun. Bukankah raja Keraton Solo, bukankah pemimpin Keraton Solo adalah PB XIII. Bukan yang lain, tidak ada yang lain,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya