Soloraya
Jumat, 27 September 2019 - 21:15 WIB

2 Mahasiswa Kendari Meninggal, IMM Solo Gelar Aksi Diam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Solo menggelar aksi refleksi di halaman Mapolresta Solo, Jumat (27/9/2019) malam. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO — Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Solo menggelar aksi refleksi dengan berdiam diri di halaman Mapolresta Solo pada Jumat (27/9/2019) malam.

Aksi itu sebagai wujud rasa solidaritas dan keprihatinan atas meninggalnya dua mahasiswa saat demonstrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi kegiatan, seratusan anggota IMM beserta Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) duduk melingkar di ruas Jl. Adisucipto depan Mapolresta Solo.

Dua megaphone yang biasanya digunakan untuk orasi para mahasiswa itu diletakkan di tanah bersama bunga tabur. Mereka yang memakai jas almamater warna merah lalu berdiam diri.

Ketua Umum IMM Cabang Kota Solo, Abdul Afif, saat dijumpai wartawan, mengatakan penanganan demonstrasi oleh kepolisian cenderung represif hingga mengakibatkan Immawan Randi dan Muhammad Yusuf meninggal dunia.

Advertisement

Menurutnya, tindakan represif tidak mencerminkan peraturan Kapolri yakni Peraturan Kapolri No. 8/2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian RI dan Perkapolri No.16/2006 tentang Pengendalian Massa.

“Tindakan represif di berbagai daerah melukai proses demokrasi dan tidak sesuai amanah reformasi. Sampai saat ini semangat reformasi terus mengalir dengan cara membuktikan dan bersuara untuk kembali menegakkan amanah demokrasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan diletakkannya megaphone dengan bunga tabur merupakan simbol telah meninggal dunianya kawan-kawan di medan perjuangan.

Advertisement

Ia mendesak Kapolri mengusut tuntas pelaku penembakan dan segala tindakan represif aparat di berbagai daerah. Ia meminta seluruh mahasiswa tetap bersatu merapatkan barisan dalam melawan ketidakadilan di Indonesia.

Sementara itu, sebelum melakukan aksi berdiam diri ratusan peserta aksi menggelar salat gaib, hening cipta, menyanyikan lagu gugur bunga.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif