Soloraya
Kamis, 9 Januari 2020 - 21:22 WIB

2 Nyawa Warga Wonogiri Melayang Akibat Leptospirosis

Cahyadi Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sakit (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI -- Dua warga Wonogiri meninggal dunia akibat penyakit Leptospirosis pada 2019. Pada periode yang sama tercatat ada 59 penderita penyakit akibat virus yang dibawa tikus tersebut.

Masyarakat diminta segera periksa ke Puskesmas jika mengalami demam agar penanganan Leptospirosis tidak terlambat. Keterlambatan penanganan Leptospirosis bisa mengakibatkan korban meninggal dunia.

Advertisement

Gejala awalnya demam tinggi. Biasanya masyarakat kerap mengira demam yang dialami adalah demam biasa sehingga tidak segera periksa ke pelayanan kesehatan.

“Kalau demam segera saja ke pelayanan kesehatan. Jangan sampai terlambat,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Supriyo Heriyanto, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (9/1/2020).

Advertisement

“Kalau demam segera saja ke pelayanan kesehatan. Jangan sampai terlambat,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Supriyo Heriyanto, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (9/1/2020).

Penularan leptospirosis biasanya terjadi di sawah. Saat musim hujan, potensinya makin tinggi karena pada masa tanam sawah menjadi lebih basah. Kasus ini juga ditemukan pada daerah banjir.

Pilkada Wonogiri: Langkah Strategis Jekek Dapatkan Kepercayaan Masyarakat

Advertisement

Leptospirosis sangat mudah masuk ke dalam jaringan tubuh melalui luka yang terbuka. Masyarakat juga diminta menghindari tikus atau mengurangi populasi tikus dengan tidak membiarkan ada sisa makanan di dapur.

“Perantaranya kan tikus. Masuknya melalui luka atau lecet di tubuh. Leptospirosis berdampak terhadap kerusakan ginjal,” terang dia.

Pada tahun ini, Dinas Kesehatan Wonogiri belum menerima laporan adanya kasus leptospirosis. Laporan itu biasanya disampaikan rumah sakit paling lambat sepekan setelah penanganan kasus.

Advertisement

Autopsi Jenazah Lina Selesai, Ini Penjelasan Polisi

“Kalau ada kasus, mungkin dalam posisi dirawat. Kalau kasus di awal, pertengahan atau akhir baru dilaporkan.”

Pada 2019 terdapat kasus 59 kasus DBD dengan tiga orang meninggal dunia. Jumlah kasus itu meningkat dibanding 2018 sebanyak 21 kasus.

Advertisement

“Secara nasional jumlah kasusnya naik semua. Pada 2018, secara nasional juga turun semua. Ini memang siklus karena pengaruh musim hujan dan kemarau,” beber Priyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif