SOLOPOS.COM - Pedagang dan pengunjung Pasar Bahulak di Desa Karungan, Plupuh, Sragen, berdoa bersama saat kirab gunungan memperingati HUT kedua pasar tersebut, Minggu (23/10/2022). (Solopos/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Sederet pekerjaan rumah diberikan kepada pemerintah khususnya Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, dalam pengembangan destinasi wisata alternatif Pasar Bahulak yang baru berjalan dua tahun.

Mulai dibuka sejak 2020 lalu, Pasar Bahulak, pada Minggu (23/10/2022) tepat berusia dua tahun. Pasar Bahulak diadakan dua kali setiap selapanan atau 35 hari. Jatuhnya pada Minggu Legi dan Minggu Pahing.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada awalnya, Pasar Bahulak hanya dibuka sekali dalam selapanan. Namun tingginya antusiasme pengunjung membuat Pemdes Karungan kemudian membuka pasar tersebut sekali per dua pekan.

Sempat tutup selama pandemi Covid-19, tidak membuat antusiasme warga surut untuk mengunjungi Pasar Bahulak di Karungan, Sragen, setelah buka kembali belum lama ini. Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, mengatakan pada tahun kedua ini pemerintah desa akan terus menggali bagaimana Pasar Bahulak bisa menampilkan konsep alam dan tradisi yang benar-benar asri.

“Saya berharap tradisi di Sragen, khususnya Desa Karungan bisa tetap lestari. Anak-anak generasi penerus bangsa bisa mencintai budaya dan tradisi daerah sempat, sehingga bisa menyatukan peninggalan nenek moyang dan juga budaya yang ada,” terang Joko saat ditemui Solopos.com dalam acara peringatan ulang tahun kedua Pasar Bahulak, pada Minggu (23/10/2022).

Baca Juga: Seru-Seruan di Pasar Bahulak Sragen, Ada Kirab Gunungan dan Bendera 1.000 Meter

Direktur Keuangan Umum dan Komunikasi Publik Badan Otorita Borobudur (BOB), Ramlan Karamullah, mengatakan Sragen termasuk wilayah dampingan BOB, yaitu masuk wilayah KSPN Solo dan Sangiran di samping Yogyakarta dan Karimun Jawa.

Dukungan BOB untuk Pasar Bahulak

“Kami BOB merupakan satuan kerja Kemenparekraf yang bertugas membuat perencanaan, melakukan koordinasi pengembangan pariwisata. Jadi totalnya terdapat 30 kabupaten/kota di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta, yang menjadi wilayah pengembangan kami,” terang Ramlan.

Ia mengatakan siap mendukung dan bekerja sama dengan event seperti Pasar Bahulak ini. Sepanjang event tersebut bisa berdampak kepada masyarakat, baik dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Orang berwisata tujuannya tidak hanya melihat destinasi wisata atau menikmati kulinernya, namun juga ada yang dibawa pulang dalam bentuk oleh-oleh. Dari sektor pariwisata, selain meningkatkan ekonomi masyarakat juga mempererat kesatuan dan persatuan sebagai ajang silaturahmi,” tambah Ramlan yang juga menghadiri Bahulak Ambal Warsa, Minggu.

Baca Juga: Pasar Bahulak Sragen Didorong Jadi Pilot Project Pengembangan Desa Wisata

Ia menambahkan tantangan dalam pengembangan wisata adalah koordinasi dari perangkat desa, kecamatan ataupun kabupaten yang harus satu suara. Artinya potensi yang ada bisa dikembangkan dengan baik untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat setempat.

Ramlan menambahkan kendala yang biasa ditemui dalam pengembangan sektor pariwisata adalah anggaran. Namun ia mengatakan itu bukan satu-satunya masalah besar. Menurutnya, kalau hanya berpatokan pada anggaran, masyarakat tidak akan bisa maju.

Hal paling penting adalah upaya pengembangan pariwisata harus didukung kreativitas masyarakat dan pemerintah. Pasar Bahulak di Karungan, Sragen, juga merupakan pendampingan dari program matching fund dari Kemendikbudristek.

Kemendikbudristek Dukungan Pendanaan

Dalam hal ini, Pasar Bahulak dikelola akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Insan Pembangunan Indonesia (UNIPI), Tangerang. Dekan Fakultas Pertanian UNS, Bambang Pujiasmanto, menilai Pasar Bahulak dari hari ke hari semakin semarak.

Baca Juga: Wuiiih..! Perputaran Uang di Pasar Bahulak Sragen Tembus Rp65 juta Sehari

“Dengan adanya pendampingan dari tim matching fund, Pasar Bahulak bisa benar-benar mewujudkan tata kelola agrowisata edukasi yang baik. Pembenahan yang harapannya bisa dilakukan adalah tambahan booth selfie, taman bunga, atau pun taman budaya yang bercirikan budaya lokal setempat,” tambah Bambang.

Ia mengatakan kendala dalam pengembangan wisata adalah sering kali apa yang ditawarkan dalam wisata tersebut monoton. Padahal pengunjung harusnya bisa datang berkali-kali, tak hanya sekali. Jadi perlu adanya variasi baru yang bercirikan khas daerah setempat.

“Pendanaan dari Kemendikbudristek dalam program matching fund ini nilainya Rp427 juta, yang digunakan untuk pelatihan dan pendampingan. Tapi hal tersebut dengan syarat terdapat pendampingan dari desa setempat juga, dalam hal ini Desa Karungan menyumbang senilai Rp510 juta, sehingga bisa seimbang dan saling berkoordinasi,” terang Bambang.

Dewan Kesenian Kabupaten Sragen, Heru Setyawan, berharap Pasar Bahulak bisa berkembang dan bisa mewarnai seni dan budaya serta tradisi di Bumi Sukowati. Walaupun kendala pembiayaan adalah hal utama dalam pengembangan wisata. Ia mengapresiasi Pasar Bahulak bisa bertahan dan tetap eksis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya