Soloraya
Senin, 29 Maret 2021 - 17:45 WIB

2 Tahun Beruntun, Mudik Gratis Untuk Kaum Boro Wonogiri Ditiadakan Lagi

Aris Munandar  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perantau asal Wonogiri tengah menunggu jadwal keberangkatan bus di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri Selasa (16/6/2020). Mereka akan melakukan perjalanan dari Wonogiri menuju wilayah Jabodetabek. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Pemerintah Kabupaten Wonogiri secara resmi meniadakan program mudik gratis bagi para perantauan pada momen Idul Fitri 2021.

Kebijakan itu diputuskan setelah pemerintah pusat resmi mengeluarkan larangan mudik Lebaran 2021 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, Jumat (26/3/2021). Larangan mudik berlaku pada 6-17 Mei 2021.

Advertisement

Baca Juga: Tak Hanya Membangun Solo Jadi Kota Budaya Modern, Ini Program Prioritas Wali Kota Gibran

Dengan begitu, Pemkab Wonogiri sudah tidak melakukan program mudik gratis selama dua kali, yakni pada 2020 dan 2021. Pada 2020 program mudik gratis ditiadakan karena anggaran yang diambilkan dari APBD diperuntukkan untuk refocussing pandemi Covid-19. Mudik gratis biasanya diperuntukkan bagi kaum boro di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Advertisement

Dengan begitu, Pemkab Wonogiri sudah tidak melakukan program mudik gratis selama dua kali, yakni pada 2020 dan 2021. Pada 2020 program mudik gratis ditiadakan karena anggaran yang diambilkan dari APBD diperuntukkan untuk refocussing pandemi Covid-19. Mudik gratis biasanya diperuntukkan bagi kaum boro di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

"Karena pemerintah pusat melarang mudik, secara otomatis mudik gratis yang biasa diselenggarakan menjelang Hari Raya Idul Fitri ditiadakan," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan di area Sekretariat Daerah Wonogiri, Senin (29/3/2021).

Pria yang akrab disapa Jekek itu mengatakan, program mudik gratis kali pertama diadakan oleh Pemkab Wonogiri pada 2016 lalu dan berlanjut pada setiap tahun berikutnya. Program itu diadakan atas dasar banyaknya warga Wonogiri yang merantau di kota-kota besar, khususnya wilayah Jabodetabek.

Advertisement

Cegah Penularan Covid-19

Jekek mengatakan pelarangan mudik harus dimaknai sebagai suatu inisiasi untuk mencegah adanya peningkatan kasus Covid-19. Sehingga kebijakan itu tidak perlu dijadikan perdebatan. Hal yang dibutuhkan saat ini adalah ketegasan sekaligus opsi dan solusi. Menurutnya, jika ada larangan mudik seharusnya disertai kebijakan turunan dan infrastruktur pendukung.

"Misalnya operasional bus, pesawat dan moda transportasi lainnya seperti apa. Kebijakan harus ada konsekuensi logis, termasuk kebijakan kepada para pengusaha dan krunya. Hal seperti harus dijadikan keputusan baru agar bentuk pelarangan mudik secara esensi dan subtansi bisa sukses," kata Jekek.

Menurut Jekek, jika ada pelarangan mudik tapi tidak ada kebijakan yang terintegrasi dan transportasi tidak dibatasi, maka pelarangan itu tidak bisa diterapkan secara maksimal.

Advertisement

Baca Juga: Begini Cara Pertamina Melokalisasi Api di Kilang Minyak Balongan

Sementara itu, berdasarkan data produksi Terminal Giri Adipura Wonogiri, jumlah penumpang kedatangan maupun keberangakatan yang naik bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) terpantau normal. Hanya saja pada Minggu (28/3/2021), terjadi peningkatan penumpang. Hal itu dinilai wajar karena akhir pekan.

Pada Jumat (26/3/2021), jumlah penumpang kedatangan sebanyak 1.259 orang, sedangkan penumpang keberangkatan sebanyak 1.134 orang. Pada Sabtu (27/3/2021), jumlah penumpang kedatangan sebanyak 1.262 orang, sedangkan penumpang keberangkatan sebanyak 1.726 orang. Pada Minggu, jumlah penumpang kedatangan sebanyak 1.620orang, sedangkan penumpang keberangkatan sebanyak 2.263 orang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif