SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dinilai sukarelawan pendukung Gibran sudah bisa melampaui lompatan besar Solo. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Para sukarelawan pendukung Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menilai lompatan pembangunan Solo sudah terasa dalam dua tahun terakhir.

Tapi, mereka mengakui masih ada beberapa catatan atau pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan Gibran di sisa waktu yang ada. Pendapat tersebut disampaikan Koordinator Sukarelawan Pendukung Gibran, Kuat Hermawan Santoso.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Mas Gibran dilantik ketika Pandemi Covid-19, sehingga banyak hal tidak bisa dilakukan. Saat ini masih terus berproses bersama, dan menurut saya yang dimaksud lompatan Solo sudah terlihat sangat jelas,” ujar dia, Minggu (26/2/2023).

Kuat mencontohkan masifnya pembangunan infrastruktur dan kondisi keamanan yang jarang diperhatikan banyak pihak. Solo sebagai episentrum di Indonesia, khusus kegiatan yang bersifat hub, banyak event yang akhirnya digelar di sini.

Event-event tersebut tidak hanya yang berskala lokal dan regional, melainkan banyak yang bertaraf nasional dan internasional. “Karena faktor keamanan, kenyamananan, pelayanan cepat, banyak EO internasional dan nasional ke Solo,” urai dia.

Disinggung tergusurnya pedagang kaki lima (PKL) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Kuat menekankan adanya alternatif solusi yang ditawarkan Pemkot Solo. Solusi tersebut berupa tempat baru bagi para PKL Jurug untuk berjualan kembali.

“Jurug itu kn memang harus ada penataan. Kalau digusur lalu tidak dikasih alternatif itu yang salah. Tapi ini dikasih alternatif tempat, biarpun itu dipihak lain. Informasi dari berbagai pihak yang dulu karena kumuh kan,” sambung dia.

Revitalisasi TSTJ yang kini bernama Solo Safari diharapkan bisa menciptakan aspek kenyamanan bagi para pengunjung. Sedangkan polemik pemindahan pedagang Pasar Mebel Gilingan beberapa waktu lalu dikarenakan persoalan penting.

“Terkonfirmasi ada beberapa warga tak mau pindah karena minta sertifikasi di area pasar. Menurut saya ini salah, bahwa menata saya pikir beberapa pihak harus melihat bahwa ini konteksnya tanah negara, tidak untuk kepentingan pribadi,” ujar dia.

Disinggung santernya arus yang menarik-narik Gibran ke isu Pilkada Jateng dan DKI Jakarta 2024 yang dapat mengganggu fokus kerja, Kuat tak melihat hal itu. Sebab menurut dia sejauh ini Gibran tak pernah melakukan konsolidasi politik.

Artinya Gibran tetap fokus dengan tugas dan fungsinya sebagai Wali Kota Solo di tengah santernya isu Pilkada 2024. “Mas Wali Kota sampai hari ini masih serius dengan visi-misi dan program kerjanya. Mas Wali Kota masih di relnya,” tegas dia.

Kuat mengungkapkan tidak semua tugas dan kerja Giban dipublikasi. Banyak hal yang ternyata rutin dilakukan dan itu menjadi bagian penting pelayanan kepada masyarakat, dilakukan Gibran secara senyap. Hal itu sesuai gaya Gibran.

“Laporan yang masuk mencapai puluhan per harinya. Mulai dari urusan jalan rusak, UMKM, gorong-gorong. Itu ditindaklanjuti dinas terkait. Mas Gibran ini tidak banyak bicara, tapi banyak bekerja. Gaya kepemimpinannya seperti itu,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya