Soloraya
Selasa, 21 Maret 2023 - 22:47 WIB

2 Tahun Kepemimpinan Gibran: Tempat Publik Tambah, Kurang Event Internasional

Kurniawan  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, saat berbincang dengan anak-anak muda Solo dalam acara SUA-KARTA Tatap Muka, Kata Anak muda, Selasa (21/3/2023) sore, di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo. (Solopos.com/ Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sebuah acara bertajuk SUA-KARTA Tatap Muka, Kata Anak Muda digelar di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo, Selasa (21/3/2023) sore.

Acara tersebut digeber sebagai refleksi dua tahun kepemimpinan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dan Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.

Advertisement

Kegiatan diisi workshop, pameran produk kreativitas dan produk digital, serta diskusi.

Tampil sebagai pembicara, bos Rowndivision, Kusdarmawan Aryo Baskoro; Ariel Sakti, manajer Esport organizer; serta Arthur, seorang breakdancer Solo.

Advertisement

Tampil sebagai pembicara, bos Rowndivision, Kusdarmawan Aryo Baskoro; Ariel Sakti, manajer Esport organizer; serta Arthur, seorang breakdancer Solo.

Dalam kesempatan itu mereka menilai capaian-capaian Solo dalam dua tahun terakhir.

“Yang jelas terasa adalah fasilitas. Banyak ruang publik yang bisa dipakai komunitas-komunitas street Solo. Dulu kami mau latihan saja harus kucing-kucingan di pinggir jalan. Terkadang harus diusir. Sekarang banyak banget fasilitas,” ujar Arthur.

Advertisement

Termasuk para pegiat mural atau grafiti yang disediakan tempat di Koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu). Tempat itu bisa dipakai mereka.

“Koridor Gatsu ada mural grafiti. Dulu teman-teman grafiti mungkin nek kecekel dikon menghapus. Tapi sekarang difasilitasi. Itu hal fundamental. Ruang publik itu menurutku sangat fundamental. Termasuk space di STP bisa dipakai,” urai dia.

Tapi Arthur mengakui Solo masih membutuhkan banyak sentuhan untuk pengembangan ke depan.

Advertisement

Seperti event-event atau festival berbasis street culture. Dia mencontohkan lomba atau festival skateboard berskala nasional/internasional.

“Saya berharap ada festival yang kontennya street cuture, seperti skateboard internasional. Aku berharap ada seperti itu. Ini sudah dilakukan banyak negara seperti Vietnam, Singapura. Kan bisa menjadi street culture tourism,” kata dia.

Sedangkan Ariel Sakti juga merasakan pesatnya perkembangan Solo dua tahun terakhir.

Advertisement

Tapi dia ingin ke depan Solo ada event akbar E-sport. Kegiatan itu menurut dia bisa dipadukan dengan heritage atau cagar budaya yang banyak di Solo.

“Di Solo kan banyak banget heritage. Ini bisa menjadi daya tarik sebuah event yang mungkin bisa berskala internasional, ditonton banyak orang. Jadi konsepnya Esport heritage. Kayaknya bakal seru banget kalau bisa digelar di Solo,” usul dia.

Sementara Kusdarmawan Aryo Baskoro menilai banyak fasilitas yang sudah disediakan di Solo dalam dua tahun ini.

Hal itu menurut dia sebagai bentuk komitmen Pemkot Solo dalam mendukung pengembangan kota dan masyarakat kota ini.

Tapi dia mendorong adanya support system dari semua anak muda Solo, agar berbagai fasilitas itu benar-benar bisa mendongkrak kemajuan kota.

“Yuk warga Solo, fasilitas sudah banyak, sekarang bagaimana caranya support system,” seru dia.

Dukungan sistem itu menurut Rio bisa dengan sekedar menjaga agar berbagai fasilitas tersebut tidak rusak dan tetap bersih.

Dukungan yang lain bisa dengan aktif mempromosikan event dan daya tarik kota ini di media sosial masing-masing.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif