Solopos.com, SRAGEN — Suara gergaji mesin dan gerinda mesin terdengar bising saat empat pekerja mengelas dan menambal perahu baja peninggalan kolonial di Taman Tirta Sari, Sine, Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2019).
Beberapa pekerja lainnya menyiapkan konstruksi untuk tempat perahu yang didesain seperti sebuah panggung dengan lokasi perahu itu sebagai latar belakangnya. Sebuah pilar beton setinggi hampir 3 meter dengan posisi miring dipersiapkan untuk tempat penyangga perahu itu.
Di ujung perahu terlihat dua orang menyikat bagian luar perahu yang dievakuasi dari Karanganyar, Plupuh, Sragen, itu. Keduanya adalah Kasi Sejarah dan Tradisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen Johny Adhi Aryawan dan tenaga ahli Balai Konservasi Borobudur Arif Gunawan.
Mereka menyikat permukaan luar perahu itu dengan menggunakan bahan tanin untuk mengantisipasi agar tidak muncul karat lagi. Pelapisan bahan tanin itu merupakan tahap akhir konservasi yang dilakukan tim Disdikbud dan Balai Konservasi Borobudur sejak Kamis (18/4/2019) lalu.
“Tahap awalnya konservasi dilakukan dengan pembersihan mekanik, yakni pembersihan kotoran yang menempel pada dinding perahu. Tahap kedua pembersihan dengan menggunakan jeruk nipis untuk menghilangkan jamur yang menempel. Tahap ketiga menetralisasi kandungan keasaman setelah pembersihan dengan jeruk nipis dengan menggunakan cairan teepol. Setelah itu tahap terakhir, yakni pembersihan dengan cairan tanin,” ujar Gunawan saat berbincang dengan