Soloraya
Rabu, 2 Maret 2011 - 00:21 WIB

200 Ha lahan pertanian di Tanon terendam banjir

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Solopos.com)–Lahan pertanian yang sudah ditanami berbagai macam tanaman hortikultura dan padi di Tanon, Sragen seluas lebih dari 200 hektare (ha), terendam banjir yang diakibatkan meluapnya air Sungai Bengawan Solo setelah terjadi hujan lebat, Senin (28/2/2011) lalu.

Kerugian yang dialami petani ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Berdasarkan pantauan Espos di lahan pertanian di sejumlah desa di Kecamatan Tanon, Selasa (1/3/2011), banjir merendam lahan pertanian, seperti padi, cabai, terung, kacang panjang dan lain sebagainya secara merata. Tanaman yang baru ditanam atau yang sudah mulai berbuah, rusak parah.

Advertisement

Camat Tanon, Sutrisno, kepada Espos, Selasa mengatakan lahan pertanian yang tergenang banjir adalah lahan yang berada di desa dekat dengan aliran Sungai Bengawan Solo yang melewati Tanon. Rendaman banjir di lahan pertanian itu diantaranya berada Desa Gawan, Pengkol, Kecik dan Jono. Berdasarkan data yang diperolehnya, rendaman banjir paling parah berada di Desa Jono. Banjir merendam setidaknya di lahan persemaian padi seluas 37,5 ha, cabai 57 ha, melon 1 ha, padi 3 ha, kacang panjang dan terung masing-masing 2 ha.

Ia menyampaikan, banjir itu disebabkan oleh meluapnya Sungai Bengawan Solo. Kendati demikian, banjir di Tanon itu tidak sampai merendam rumah warga. “Apabila diakumulasi, kerugian petani akibat banjir itu mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Kecik, Suwandi, saat ditemui Espos, mengatakan kejadian seperti ini kerap terjadi apabila terjadi hujan lebat yang berkepanjangan. Ia mengungkapkan, banjir setidaknya telah merendam lahan pertanian di Kecik seluas 64 ha. Tanaman yang paling banyak terendam adalah cabai, yakni mencapai 50 ha.

Advertisement

Ia memastikan petani mengalami kerugian yang sangat besar akibat banjir itu. Pasalnya, tanaman yang baru saja ditanam para petani tidak akan dapat panen, karena tanaman rusak. “Pada tahun 2007 lalu banjir melanda lebih hebat. Lahan pertanian di Kecik seluas lebih dari 300 ha gagal panen. Kami tidak mampu berbuat banyak karena itu kejadian alam,” paparnya. Ia berharap, Pemkab dan dinas terkait turut membantu petani. Paling tidak dengan pemberian bibit cabai dan sejenisnya.

(m93)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Tanon
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif