SOLOPOS.COM - Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, Selasa (17/1/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo harap tak ada penambahan lahan tempat pembuangan akhir (TPA) Mojorejo, Bendosari, Sukoharjo. Mereka ingin ada optimalisasi pengelolaan sampah sehingga persoalan kelebihan kuantitas bisa teratasi tanpa menambah lahan.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan adanya penambahan lahan baru. DLH  masih menunggu hasil kajian terkait hal tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Berdasarkan kajian nanti akan ada alternatif yang bisa di tawarkan. Hasil kajian ini juga bisa menjadi rekomendasi. Diharapkan tidak menambah lahan baru dan bisa mengoptimalkan yang sudah ada melalui teknologi dan lainnya agar TPA bekerja lebih baik,” terang Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, saat ditemui wartawan, Selasa (17/1/2023).

Kajian tersebut perlu dilakukan mengingat TPA Mojorejo yang luasnya sekitar 5 hektare selalu kedatangan 200 ton sampah tiap harinya. DLH berupaya agar umur TPA Mojorejo dapat diperpanjang.

Pada 2023, Agus menyebut sudah menganggarkan dana untuk melakukan kajian tersebut. Dalam kajian itu akan digodok seberapa besar daya tampung dan banyak potensi sampah di Kabupaten Sukoharjo.

“Kami menargetkan 2025 sampah 100% terkelola, 70% ditangani [dibawa ke TPA], 30% dikurangi. Penanganan cukup gampang, tetapi pengurangan justru yang lebih susah tergantung kapasitas SDM dan keseriusan menangani,” jelas Agus.

Pengurangan sampah ke TPA dapat dilakukan dalam bentuk bank sampah, budidaya magot, mendaur ulang, dan lainnya. Pada 2022 jumlah pengelolaan sampah di Sukoharjo mencapai 19,55% sementara penanganan sebanyak 55,22%.

Jumlah tersebut lebih banyak jika dibanding capaian pada 2021 dengan jumlah 15% pengelolaan dan 52% penanganan. Agus mengatakan TPA Mojorejo sebetulnya masih belum kelebihan muatan, namun kapasitas sampah masuk terus bertambah.

Penambahan sampah terbanyak terjadi pada 2020 pada saat pandemi yang mengakibatkan rata-rata per hari mencapai 200 ton, sedangkan sebelumnya hanya 140 ton per hari. Sumber sampah paling besar berasal dari Kartasura, Grogol, dan Baki karena di kawasan tersebut banyak perumahan.

Pada 2023 direncanakan ada penambahan lahan di sekitar TPA Mojorejo seluas 3.000-4.000 meter persegi. Namun saat ini masih menunggu hasil kesepakatan harga dengan masyarakat sekitar. Jika hasil kajian mengharuskan adanya lokasi TPA baru dia menyebut hal itu juga tak mudah.

“Jika mencari tempat TPA agak susah karena secara dampak jika dikelola secara konvensional pasti bau tetap muncul tetapi jika menggunakan teknologi, bau masih dapat dikendalikan,” kata Agus.

Ia menilai lokasi lahan alternatif TPA idealnya berada di Sukoharjo bagian selatan. Karena Sukoharjo bagian utara sudah cukup penuh untuk permukiman, pusat bisnis barang dan jasa, serta lainnya.

Tak hanya itu pembukaan lahan untuk TPA juga harus menyesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) baik dalam pemetaan wilayah maupun strukturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya