Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - PAKAN TERNAK—Seorang petani di Kecamatan Sawit mengangkut pohon jagung untuk pakan ternak, Minggu (15/5). (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)
Boyolali (Solopos.com) – Beberapa petani jagung di sejumlah wilayah di Boyolali mengeluhkan hasil panenan yang tidak optimal karena curah hujan yang masih tinggi.
PAKAN TERNAK—Seorang petani di Kecamatan Sawit mengangkut pohon jagung untuk pakan ternak, Minggu (15/5). (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)
“Kemungkinan merosotnya harga itu karena curah hujan yang masih tinggi. Hal ini mengakibatkan harga jualnya menjadi rendah,” ujarnya kepada Espos, Minggu (15/5). Ngadimin menjelaskan pilihan menanam jagung dan tidak menghasilkan produk yang optimal itu juga didasari karena petani gagal panen saat menggarap sawah.
“Hal itu karena hama wereng yang menyerang menyebabkan kami tidak panen. Pilihan jagung itu juga karena hasil dari padi yang sangat minim ditambah untuk menanam tembakau juga tidak berani risiko karena hujan yang masih terus berlangsung.”
Senada, petani jagung asal Klego, Edi mengaku hasil jagung miliknya juga tidak maksimal. Selain harga yang jatuh, hasil produksinya juga menurun. “Penurunan harga itu kemungkinan juga akibat banyaknya petani yang menanam jagung, sehingga harga turun,” katanya. Ditambahkannya, akibat curah hujan yang masih tinggi, tanaman jagung juga mengalami pertumbuhan yang tidak optimal.
fid