Solopos.com, KARANGANYAR —Kuota elpiji subsidi 3 kg alias elpiji melon untuk Kabupaten Karanganyar di 2023 diusulkan sebesar 42.122 metrik ton (MT). Alokasi tersebut meningkat dibanding yang diterima tahun ini sebesar 39.164 MT.
Kepala Bagian Perekonomian Setda Karanganyar, Asih Handayani, mengatakan kuota elpiji 3 kg diusulkan naik karena mempertimbangkan pertumbuhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Usulan tersebut dinilai ideal dengan melihat potensi pertumbuhan UMKM di Karanganyar terutama kuliner dalam setahun terakhir.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
“Kami usulkan ada kenaikan kuota elpiji subsidi tentu disesuaikan dengan aturan pendistribusian,” katanya, Senin (26/12/2022). Dia berharap usulan tersebut dapat disetujui oleh Hiswana Migas.
Sementara Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Karanganyar, Titis Sri Jawoto, mengatakan akan mengawasi penggunaan elpiji 3 kg. Terutama pengawasan terhadap pelaku usaha kuliner besar seperti restoran atau rumah makan. Rumah makan dan pelaku usaha sejenisnya diwajibkan pakai BBM nonsubsidi.
Baca Juga: Rumah di Desa Pendem Diujicoba Gunakan Gas dan Listrik dari Limbah Kotoran Sapi
“Jangan sampai pelaku usaha besar menggunakan gas melon. Gas melon ini peruntukannya hanya masyarakat bawah dan UMKM,” katanya.
Disinggung beredar kabar kebijakan terkait pembatasan elpiji gas melon, Titis mengatakan sejauh ini belum menerima informasi apa pun. Sampai saat ini belum ada perubahan terkait penyaluran dan harga gas melon.
Harga jual tertinggi (HJT) elpiji 3 kilogram Rp15.500 di tingkat pangkalan. Mengenai harga di pasaran mencapai Rp20.000-Rp22.000 per tabung.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
