SOLOPOS.COM - Para pencari kerja mendatangi Job Fair 2023 di Gedung SMS Sragen untuk mencari lowongan pekerjaan yang tepat, Rabu (28/6/2023). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Jumlah wong yang nganggur Sragen pada 2023 ini mencapai 23.000 orang yang mayoritas merupakan lulusan SMP. Angkatan kerja 23.000 orang tersebut diharapkan bisa mendapatkan pekerjaan lewat job fair atau bursa kerja 2023 di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS), Selasa-Rabu (27-28/6/2023).

Bursa kerja itu menyediakan 5.000 lowongan dari 45 perusahaan di Kabupaten Sragen. Data pengangguran di Sragen yang mencapai 23.000 orang itu disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan seusai membuka Job Fair 2023 di Gedung SMS Sragen, Selasa (27/6/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dengan adanya job fair ini, Bupati bisa menjawab pertanyaan warga desa terkait dengan lowongan pekerjaan. Dia meminta informasi lowongan kerja itu disosialisasikan secara masif kepada warga Sragen yang membutuhkan pekerjaan.

Bupati mengatakan aplikasi yang diluncurkan Disnaker itu menyediakan informasi lowongan kerja sehingga 23.000 wong Sragen yang masih nganggur itu bisa mengakses informasi tentang lowongan kerja yang dibutuhkan.

“Kemudian untuk kerjasamanya mestinya tidak hanya 18 perusahaan tetapi sebanyak-banyaknya perusahaan supaya kesempatan anak-anak Sragen untuk mendapatkan pekerjaan terbuka lebar,” jelas Yuni, sapaan akrab Bupati.

Yuni mengungkapkan angka pengangguran di Sragen masih 4% sekian atau urutan ke-13 terendah di Jawa Tengah dengan jumlah pengangguran mencapai 23.000 orang. Dia mengungkapkan para pengangguran itu rata-rata lulusan SMP dan tidak memiliki keterampilan khusus (non skill).

Dia cukup kesulitan mencarikan pekerjaan bagi wong Sragen yang masih nganggur tersebut. Dia mendorong ada pendidikan vokasi di setiap SMK/SMA supaya lulusannya memiliki keterampilan atau skill yang cukup sebagai pegangan masuk di dunia kerja.

Efektivitas Job Fair

“Seperti di RSI Amal Sehat Sragen, ketika membutuhkan tenaga CSSD [central sterile supply department] maka cukup mencari lulusan SMK yang kursus setahun kemudian dapat sertifikast CSSD sehingga bisa langsung kerja. Jadi sejak dini memang anak-anak harus diarahkan untuk pendidikan vokasi supaya bisa diterima dunia kerja,” jelasnya.

Yuni tidak ingin Job Fair yang digelar setiap tahun ini hanya terkesan seremonial. Dia menyebut Jo Fair 2023 ini menyediakan 5.000 lowongan dari 45 perusahaan. Kalau dari 5.000 lowongan itu bisa menyerap 2.500 tenaga kerja baru saja, kata Yuni, bisa mengurangi angka pengangguran dan strategi job fair menjadi efektif.

“Tapi, kalau hanya terserap 10 orang dari 5.000 lowongan, ini jelas tidak efektif. Mestinya bisa 1.000 orang terserap. Saya minta ada evaluasi, angkatan kerja yang diterima di 2022 lalu sampai sekarang masih bekerja tidak? Masalahnya tabiat generasi Z di Sragen ini sering keluar masuk perusahaan,” katanya.

Dia mengungkapkan para generasi Z ini kurang loyal terhadap perusahaan karena tingginya angka tenaga kerja baru yang keluar masuk perusahaan. Dia menjelaskan angkatan kerja pertama pasti gajinya sesuai upah minimum kabupaten (UMK).

Ketika angan-angannya dengan UMK itu tidak mencukupi kebutuhannya, ujar dia, para tenaga kerja generasi Z itu keluar dari perusahaan dengan alasan tidak cocok dan seterusnya. Hal ini bisa menambah jumlah wong Sragen yang nganggur.

Target Angka Pengangguran Turun

“Itu tabiat anak sekarang yang masih asyik dengan gadget-nya. Mereka mungkin membutuhkan lapangan kerja dengan IT dan teknologi, tetapi tidak semua pekerjaan dilakukan dengan artificial intelligent, seperti perawat ya harus manusia,” katanya.

Bupati Yuni menargetkan dua tahun ke depan angka pengangguran di Sragen turun dari 4% jadi 2%. Yuni sempat bertanya kepada lulusan SMK negeri di Sragen yang sudah berumur 29 tahun dan masih mencari pekerjaan di Job Fair 2023.

Dia mengatakan lulusan SMK itu ingin bisa bekerja sesuai keterampilan yang didapatkan di sekolah. Yuni pun heran karena lulusan SMK itu ternyata sudah menganggur lama.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sragen, Agus Winarno, mengungkapkan pada Job Fair 2023 yang berlangsung dua hari ini ditargetkan bisa menyerap tenaga kerja lebih dari 3.000 orang. Dia mengatakan target itu sesuai serapan Job Fair 2022 yang bisa menyerap 3.000 tenaga kerja di 25 perusahaan.

Dalam kesempatan itu, Agus juga meluncurkan aplikasi layanan penempatan dan pelatihan kerja warga Sukowati. Dia menerangkan job fair ini dibuka untuk memberikan akses peluasaan kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan.

“Di sisi lain, job fair juga memfasilitasi kepentingan perusahaan selaku penyedia pekerjaan dan memudahkan masyarakat mengakses lowongan kerja. Kegiatan ini dikolaborasikan dengan promo produk usaha mikro kecil dan menengah [UMKM] yang melibatkan 76 pelaku UMKM eks peserta pelatihan Technopark Sragen,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya