Soloraya
Sabtu, 14 Desember 2019 - 13:30 WIB

23 Hektare Tanaman Jagung di Ngadirojo Wonogiri Diserang Ulat Grayak

Cahyadi Kurniawan  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanaman jagung yang diserang ulat grayak di Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI – Sekitar 23 hektare lahan jagung di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah, diserang ulat grayak. Ulat itu menyerang tanaman jagung muda dengan ketinggian 20-25 cm ke bawah.

Serangan ulat itu dilaporkan terjadi sejak sepekan terarkhir. Ulat tersebut menyerang lahan pertanian di Desa Gemawang, Desa Gedong, Kerjo Kidul, dan sejumlah desa lainnya di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri.

Advertisement

Serangan ulat ini kali pertama terjadi di Kecamatan Ngadirojo yang dikenal sebagai daerah penghasil mete di Wonogiri. “Yang diserang tanaman usia muda. Biasanya ulat grayak ini kecil, tapi ini ukurannya lebih besar,” kata Camat Ngadirojo, Agus Hendradi, saat dihubungi Solopos.com, Senin (9/12/2019).

Guna menangani serangan ulat grayak ini, masyarakat mencoba membasminya dengan obat-obatan dari Dinas Pertanian dan Pangan. Ulat grayak menyerang pucuk tanaman dan biasanya dalam satu batang terdapat lebih dari satu ulat.

“Penanganan ini ada pula yang swadaya. Tapi harus betul penangannya,” beber dia.

Advertisement

Serangan ulat grayak ini amat merugikan petani. Sebelum serangan ini terjadi, ada petani yang menanam jagung seusai turun hujan pada awal November 2019. Namun, hujan itu tidak turun lagi hingga dua pekan ke depan. Alhasil tanaman jagung itu pun mati.

“Ini tanam lagi malah diserang ulat. Kami mengimbau jangan tanam dulu sembari menunggu rekomendasi dari Dinas Pertanian dan Pangan soal bagaimana langkah selanjutnya,” terang Agus.

Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Ngadirojo, Mulato, membenarkan serangan ulat grayak itu. Serangan berskala ringan itu terjadi di 23 hektare dari total 4.379 hektare lahan jagung di Ngadirojo, Wonogiri.

Advertisement

Nilai kerugian untuk pengendalian hama dengan menggunakan insektisida dan tenaga untuk satu hektare mencapai Rp250.000. “Saat ini sudah dikendalikan dengan insektisida swadaya petani dan sebagian dari Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri,” kata Mulato.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif