SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Bahulak yang dikelola BUM Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen. Foto diambil Jumat (1/1/2021). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Sragen mencatat ada 20 sampai 25 desa yang berpotensi menjadi wisata di Sragen. Sejauh ini ada dua desa wisata di Sragen berhasil berkembang di tengah pandemi Covid-19.

Kabid Pengembangan Destinasi Dispora Sragen, Mukhtar Achmadi, menjelaskan ada 20 sampai 25 desa yang memiliki embrio desa wisata di Sragen. Tetapi setiap desa memiliki respons berbeda untuk mengembangkan desa wisata.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Karakternya masing-masing lahir kan enggak bisa langsung lari, tergantung SDM [sumber daya manusia] sebagai penggerak. Datanya setiap saat berubah-berubah. Kami membina enggak sama, ada yang responnya cepat,” kata dia, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: 6 Desa di Jateng Masuk 50 Desa Wisata Terbaik, 2 Ada di Soloraya

Menurut dia, desa wisata bisa berkembang karena sejumlah faktor. Antara lain desa tersebut memiliki potensi wisata, warga secara sadar mau mengembangkan desa wisata, dan kebijakan pemerintah desa.

Mukhtar memberikan contoh desa wisata yang berkembang di tengah pandemi Covid-19, yakni Desa Wisata Sangiran dari Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe dan Pasar Bahulak, Desa Karungan, Kecamatan Plupuh.

Desa Krikilan punya potensi jadi destinasi wisata kelas dunia. Sedangkan warga Desa Karungan memiliki semangat berinovasi mengembangkan desa wisata.

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap 50 Desa Wisata Terbaik, 6 Ada di Jateng

“Bahulak perputaran ekonominya sudah tergolong tinggi. Mereka sudah mengelola parkir dan produk UMKM laku. Laris, mampu meningkatkan perekonomi desa. Meski baru embrio ya, desa rintisan,” jelas Mukhtar.

Sementara itu, Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, menjelaskan tantangan dalam mengembangkan Pasar Bahulak di masa pandemi Covid-19 yakni penerapan Prokes Covid-19. Kadang masih banyak pengunjung yang suka berkerumun.

“Kami ingatkan melalui pengeras suara dan memasang plastik pada lapak pedagang. Kalau kami pengin memberdayakan masyarakat, pedagang dievaluasi terus untuk mengetatkan prokes. Sejauh ini belum ada klaster dari Pasar Bahulak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya