Soloraya
Rabu, 20 Juli 2022 - 06:37 WIB

25 Desa Miskin Ekstrem, Bupati Klaten: Tak Seekstrem Judulnya

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komandan Kodim Klaten, Letkol Inf Joni Eko Prasetyo, menyerahkan berita acara hasil kegiatan KBMKB ke-11 di Desa Joton kepada Bupati Klaten, Sri Mulyani, di Pendopo Pemkab Klaten, Rabu (16/3/2022). (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Di Kabupaten Klaten terdapat 25 desa yang masuk kategori miskin ekstrem.

Program Karya Bakti Mandiri Klaten Bersinar (KBMKB) serta TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) bakal diprioritaskan menyasar ke desa-desa yang masuk kategori miskin ekstrem.

Advertisement

KBMKB merupakan program inovasi yang digulirkan Pemkab Klaten berkolaborasi dengan Kodim 0723/Klaten.

Program yang digulirkan sama dengan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan dua sasaran kegiatan yakni fisik dan nonfisik.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan KBMKB biasanya digelar empat kali dalam setahun. Sementara, TMMD digelar tiga kali dalam setahun.

Advertisement

Mulai tahun ini, KBMKB digelar enam kali dalam setahun.

Baca Juga: Soal Desa Ekstrem Miskin, Bupati Klaten: Tak Seekstrem Judulnya

Baca Juga: KBMKB Digelar 6 Kali Setahun, Sasar Desa Miskin Ekstrem di Klaten

“Jadi KBMKB enam kali dan TMMD tiga kali dalam satu tahun,” kata Mulyani saat ditemui seusai pembukaan KBMKB di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Selasa (19/7/2022).

Advertisement

Sasaran kegiatan KBMKB serta TMMD bakal diprioritaskan ke desa-desa yang masuk kategori miskin ekstrem. “Tentunya program ini program yang bagus dan diharapkan bisa menurunkan kemsikinan serta untuk penanganan miskin ekstrem,” jelas dia.

Klaten menjadi salah satu dari 19 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk kategori miskin ekstrem.

Ada 25 desa di Kabupaten Bersinar yang masuk kategori miskin ekstrem.

Baca Juga: KBMKB Digelar 6 Kali Setahun, Sasar Desa Miskin Ekstrem di Klaten

Advertisement

Penentuan desa miskin ekstrem itu dari pemerintah pusat.

Sebanyak 25 desa itu tersebar di lima kecamatan yakni Jatinom, Wonosari, Wedi, Trucuk, dan Karangnongko.

“Kalau dicek secara riil fakta di lapangan tidak seekstrem judulnya,” kata Mulyani.

Mulyani menjelaskan selama ini upaya penanganan kemiskinan sudah dilakukan dari tingkat kabupaten hingga desa. Soal penanganan desa yang masuk miskin ekstrem,

Advertisement

Mulyani mengatakan program-program untuk menurunkan angka kemiskinan di Klaten terus digenjot.

Komandan Kodim 0723/Klaten, Letkol Inf. Joni Eko Prasetyo, mengatakan sasaran KBMKB ke-13 di Desa Mranggen yakni betonisasi jalan dan pembangunan talut serta rehab rumah ibadah. Sementara, kegiatan nonfisik diantaranya penyuluhan kesehatan serta stunting.

Disinggung ada penambahan jumlah kegiatan KBMKB dalam setahun, Dandim menegaskan kesiapan Kodim Klaten untuk menjalankan program tersebut.

“Tentunya kami siap untuk melaksanakan program dari Kabupaten Klaten untuk mengatasi kesulitan masyarakat khususnya di daerah yang tergolong miskin ekstrem,” jelas dia.

Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu, mengatakan ada lima desa di Jatinom yang masuk kategori miskin ekstrem sesuai data dari pemerintah pusat.

Kelima desa miskin ekstrem itu yakni Bengking, Beteng, Randulanang, Pandeyan, serta Tibayan.

Advertisement

“Insyaallah antara yang judulnya [desa miskin ekstrem] dan aslinya di desa itu berbeda. Kenyataan desa-desa ini tidak begitu tertinggal dan semua sudah tertangani untuk peningkatan kesejahteraan warga yang ada di lima desa tersebut,” ungkap dia.

Wahyuni mengatakan program penanganan kemiskinan sebelumnya sudah digulirkan di lima desa tersebut. Hal itu termasuk penyaluran bantuan kepada warga miskin.

“Termasuk juga untuk rehab RTLH. Kalau memang ada catatan dari pemerintah pusat terkait miskin ekstrem, kami tinggal perbaikan,” kata Wahyuni.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif