SOLOPOS.COM - Situasi jalan di sebelah barat simpang empat Gemolong, Sragen, yang banyak terdapat unit-unit usaha milik masyarakat, Jumat (13/1/2023). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Gemolong tumbuh pesat menjadi kota baru di wilayah Kabupaten Sragen. Pengembangan Gemolong menjadi kota II setelah Sragen menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen.

Para politikus yang bakal maju menjadi kandidat Bupati Sragen unjuk gigi dengan pemikiran mereka tentang konsep pengembangan Gemolong ke depan. Mantan Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno, mengungkapkan Gemolong memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai kota satelit karena letaknya di perlintasan Solo-Purwodadi dan dekat dengan Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dedy melihat pengembangan Solo yang stagnan itu bisa ditangkap Gemolong. Dia mengatakan pengembangan Kota Solo lebih ke utara masuk wilayah Kalijambe dan Gemolong.

“Saya berharap ada semacam stasiun peti kemas yang menampung seluruh produk ekspor dan disalurkan langsung ke pelabuhan karena lokasi Gemolong yang dekat dengan exit tol Gondangrejo, Karanganyar,” ujar Dedy saat dihubungi Solopos.com, Minggu (15/1/2023).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sragen menambahkan realisasi konsep Gemolong sebagai kota baru perlu dikomunikasikan stakeholders terkait ke pemerintah pusat. Mantan wakil Bupati Sragen itu menyebut banyak konsep yang bisa dikembangkan di Gemolong.

Konsep itu terutama berkaitan dengan simpang empat Gemolong yang menjadi bom waktu kemacetan. “Jarak simpang empat dengan rel keretai api [KA] sangat dekat. Simpang empat Alun-alun Sragen yang agak jauh dengan rel KA saja merepotkan apalagi di Gemolong yang lebih dekat. Lalu lintas di situ perlu ditata,” kata Dedy yang bersiap jadi calon Bupati Sragen pada 2024.

Ketua DPD II Partai Golkar, Sragen, Pujono Elli Bayu Efendi, mengungkapkan harga tanah di Gemolong sudah tinggi itu jauh sebelum wacana kota baru Gemolong digulirkan. Dia mengatakan harga tanah di Gemolong sejak dulu lebih mahal dibanding wilayah lain di Sragen.

Gemolong itu dianggap Bayu memiliki posisi yang strategis karena di perlintasan Solo-Purdodadi atau sebaliknya dan jalur Boyolali-Sragen atau sebaliknya.

Flyover untuk Mencegah Kemacetan

“Saya optimistis pertumbuhan ekonomi di Gemolong ikut tinggi. Penataan kota harus diperluas. Kalau kondisinya dibiarkan sendiri maka kasihan para investor yang mau masuk. Di simpang sempat Gemolong itu yang mengarah ke Boyolali lebih baik dibuat flyover atau terowongan untuk menghindari kemacetan,” jelas Bayu yang juga berniat maju sebagai calon Bupati Sragen pada 2024.

Untuk pembangunan terowongan atau flyover, Bayu mengatakan tinggal bagaimana lobi kepala daerah ke pemerintah pusat dan provinsi, terutama berkaitan dengan ini membangun terowongan di bawah rel.

Ketua DPC Partai Demokrat Sragen, Budiono Rahmadi, menyampaikan sangat mendukung wacana Gemolong jadi kota baru tetapi konsepnya mesti disesuaikan dengan kearifan lokal dan mampu mengambil visi kesetaraan antara selatan dan utara Bengawan Solo.

Dia mengatakan kearifan lokal yang dimaksud dengan mengangkat konsep tata kota yang seimbang antara selatan dan bengawan Solo. “Misalnya makanan trasidional tempe benguk, pati garut, dan kuliner lainnya supaya dikembangkan dan diangkat menjadi aksesori kota. Sentra mebel di Kalijambe juga diakomodasi sehingga Gemolong menjadi etalase produk-produk UMKM,” jelasnya..

Bakal calon bupati yang akrab disapa Mas Bro itu juga harus bisa menyinergikan antara Museum Sangiran di Kalijambe dengan Gunung Kemukus di Sumberlawang. Dia melihat pada prinsipnya tumbuhnya kota baru itu tetap berfungsi sebagai penyangga wilayah sekitarnya.

“Atas dasar itu lah penataan kota harus didukung infrastruktur. Gemolong itu jalan penyangga Solo-Purwodadi,” katanya. Potensi kemacetan, ujar dia, diperhitungkan terutama berkaitan dengan simpang empat Gemolong.

Dia berpikir masyarakat harus didukung fasilitas stasiun KA yang memadai. Dia mengatakan konsep kota itu berkaca dari Sragen Kota tumbuh perkantoran sedangkan di Gemolong bisa diarahkan ke sentra olahraga dengan membangun stadiun paling megah di Gemolong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya