Soloraya
Selasa, 16 Mei 2023 - 18:00 WIB

3 Korban Keracunan Massal Masih Dirawat Di RS, Dua Orang Ibu dan Anak 

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Keracunan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tiga warga Dukuh Pojok, Desa Munggu, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, hingga Selasa (16/6/2023) masih menjalani rawat inap akibat keracunan makanan hajatan. Sementara itu, sedikitnya 10 sampel makanan diambil untuk diuji laboratorium guna mengungkap penyebab keracunan massal tersebut.

Sampel makanan yang diambil di antaranya daging terik, sambal goreng hati, sup, sosis basah dan aneka snack lain. Sampel makanan tersebut diambil dari lokasi rumah penyelenggara hajatan di Dusun Pojok RT 005/RW 006.

Advertisement

Sebelumnya ada 55 orang dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan yang disajikan saat acara hajatan pada Kamis (11/5/2023) siang. Dari jumlah tersebut 14 orang menjalani rawat inap dan sisanya menjalani rawat jalan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Warsito mengatakan tim kesehatan masih memantau kondisi korban keracunan massal, termasuk mereka yang menjalani rawat jalan. “Semua masih kita pantau. Bidan desa masih memantau apakah ada korban lagi atau tidak. Kita juga pantau kondisi kesehatannya,” kata dia, Selasa.

Advertisement

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Warsito mengatakan tim kesehatan masih memantau kondisi korban keracunan massal, termasuk mereka yang menjalani rawat jalan. “Semua masih kita pantau. Bidan desa masih memantau apakah ada korban lagi atau tidak. Kita juga pantau kondisi kesehatannya,” kata dia, Selasa.

Bagi warga yang rawat jalan, Warsito tetap mengingatkan pentingnya menjaga pola makan dan kebersihan makanan. Jangan sampai warga mengalami gangguan pencernaan lagi. Mereka diminta untuk menghindari makanan yang bersifat memicu gangguan pencernaan seperti makanan pedas.

Warga tersebut sebelumnya mengalami gejala demam, mual, pusing hingga diare akut diduga usai menyantap hidangan di lokasi hajatan tersebut. Menurut Warsito, penyebab keracunan diduga kuat karena makanan yang tercemar bakteri, bukan karena bahan kimiawi. “Jika melihat masa inkubasi dari waktu makan hingga timbul gejala lebih dari satu jam, kecurigaan penyebab bukan karena keracunan bahan kimia,” jelasnya.

Advertisement

Masih Mual

Bidan Desa Munggur, Silvia Kulama Sari, mengatakan hingga Selasa siang, masih tiga warga yang rawat inap. Satu di PKU, dua di RSUD Karanganyar. Di mana dua orang yang menjalani rawat inap di RSUD merupakan seorang ibu dan anaknya yang masih berumur 4 tahun. Sedangkan warga yang menjalani rawat jalan saat ini masih dalam pemantauan petugas puskesmas dan bidan desa.

“Yang rawat jalan masih mengkonsumsi obat. Ada yang masih mual, muntah dan pusing. Tapi alhamdulillah sudah membaik dan masih dalam pemantauan,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, 55 warga Dusun Pojok, Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar mengalami keracunan massal. Warga mengeluhkan mual, muntah, demam hingga diare akut setelah mengonsumsi hidangan hajatan.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, keracunan massal terjadi pada Sabtu (12/5/2023) sekitar pukul 17.00 WIB. Sebelumnya pada Kamis (11/5/2023), warga Dusun Pojok RT 005 /RW 006 Desa Munggur atas nama Sugiyono dan Sudarni menggelar hajatan pernikahan anaknya pukul 10.00-13.00 WIB.

Mereka mengundang 800 tamu undangan dengan menyajikan snack terdiri dari tape, emping, sosis, kacang telur, dan pisang. Kemudian makanan berupa sup ayam, nasi sambel goreng kentang, acar, terik daging sapi lengkap dengan kerupuk. Sekira pukul 17.00 WIB, beberapa warga mengeluhkan mual, demam, muntah hingga diare akut setelah pulang menghadiri hajatan tersebut.

Kejadian itu tak berhenti di situ. Hingga hari berikutnya, Jumat (12/5/2023), jumlah warga yang mengeluh sakit serupa terus bertambah. Sebagian warga memeriksakan diri ke bidan desa, puskesmas, klinik kesehatan hingga rumah sakit sekitar.

Advertisement

Mengetahui jumlah korban yang terus bertambah, bidan desa langsung melakukan tracing ke warga. Diduga kuat warga mengalami keracunan massal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif