Soloraya
Rabu, 26 September 2012 - 01:15 WIB

3 Produk Olahan Daging Positif Terkontaminasi Daging Babi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (Dwi Prasetya/Espos/dok)

ilustrasi (Dwi Prasetya/Espos/dok)

SOLO—Sebanyak tiga sampel produk olahan daging dari 84 sampel daging yang diuji Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Bapel Kesmavet) Laboratorium Kesmavet Boyolali, positif terkontaminasi daging babi.

Advertisement

Data yang dihimpun solopos.com, ketiga sampel yang berasal dari Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar dan Kota Solo tersebut berupa bakso goreng dan produk olahan daging sapi lain. Kepala Bidang Perlindungan Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo, Herri Mirna, mengatakan ketiga sampel tersebut ditemukan dalam kurun waktu Januari-September 2012.

”Khusus yang ditemukan di Kota Solo berupa bakso goreng dari salah satu rumah makan di Kota Solo. Sejak semula kami telah curiga dengan rasa dan aroma dari bakso tersebut, setelah melalui metode Enzym Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA), ternyata hasilnya positif mengandung daging babi,” terangnya di sela-sela acara Sosialisasi Daging Aman Sehat Utuh Halal (ASUH) Dispertan Solo di Lotte Mart Whole Sale Solo, Selasa (25/9/2012).

Dia menegaskan telah menegur dan mengedukasi rumah makan yang dimaksud tetapi hingga kini belum ada tindakan lanjut dari rumah makan tersebut. ”Harapan kami, rumah makan mencantumkan label halal atau chinese food agar konsumen merasa aman, terutama bagi rumah makan yang menyediakan makanan dengan kandungan tertentu. Bukan kami melarang ada rumah makan seperti itu, tetapi memang harus jelas labelnya, demi konsumen,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut Mirna mengatakan masih banyak rumah makan di Solo yang belum mencantumkan label untuk keamanan konsumen. Lagi pula, menurutnya, tidak mudah bagi orang awam untuk mendeteksi makanan yang mengandung bahan tertentu secara langsung karena dibutuhkan kepekaan khusus. Ia menyarankan masyarakat jeli dalam memilih rumah makan, cara yang paling mudah dilakukan dengan membaca label yang ada di rumah makan yang akan dikunjungi.

Selain restoran dan produk olahan daging, Mirna juga menghimbau masyarakat agar teliti ketika akan mengonsumsi bagian nondaging dari daging sapi seperti kikil dan jeroan. Ia menjelaskan saat ini cenderung lebih banyak beredar jeroan dan kikil sapi yang berwarna cerah. Padahal, lanjutnya, kikil dan jeroan sapi yang baik dan sehat justru yang berwarna kuning atau kecokelatan. ”Waspadai yang berwarna putih atau cerah karena diduga mengandung pemutih sintetis, ” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif