Soloraya
Jumat, 27 Mei 2022 - 11:17 WIB

3 Sapi Suspek Penyakit Mulut & Kuku di Boyolali Mati, Ini Penjelasannya

Nimatul Faizah  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, saat diwawancara wartawan, Jumat (27/5/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak tiga hewan ternak suspek penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mati per Rabu (25/5/2022).

Solopos.com mendapatkan data tersebut dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali. Tiga hewan ternak tersebut terdiri dari anakan sapi atau pedet dan dua sapi bunting.

Advertisement

Kematian tiga hewan ternak suspek penyakit mulut dan kuku tersebut disampaikan oleh Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, saat dijumpai wartawan di kantornya, Jumat (27/5/2022).

“Untuk kasus kematian memang dilematis. Soalnya ketika sapi bunting begitu kan pemberian obatnya pasti terbatas. Kondisi fisik dan imunitasnya juga menurun,” jelasnya.

Advertisement

“Untuk kasus kematian memang dilematis. Soalnya ketika sapi bunting begitu kan pemberian obatnya pasti terbatas. Kondisi fisik dan imunitasnya juga menurun,” jelasnya.

Lusia kemudian menjelaskan ketiga suspek PMK yang mati berada di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

Baca Juga : Curhat Bakul Sapi di Boyolali Jelang Iduladha 2022, Harga Jual Turun

Advertisement

Lebih lanjut, Lusia mengungkapkan terkait penutupan sementara pasar hewan di seluruh Kabupaten Boyolali untuk pengendalian penularan dan persebaran penyakit mulut dan kuku.

“Sesuai arahan Bupati Boyolali, sebagian daerah tetangga sudah mulai menutup pasar. Prediksi kami semua pedagang akan lari ke pasar yang masih buka. Kalau kami masih buka, pasti akan lari ke Boyolali,” jelasnya.

Dari data perkembangan PMK di Boyolali, Lusia menceritakan Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, akhirnya memutuskan menutup sementara seluruh pasar hewan di Boyolali selama dua pekan mulai Jumat ini hingga Jumat (10/6/2022).

Advertisement

Baca Juga : Pasar Hewan di Cepogo Boyolali Mendadak Sepi H-1 Penutupan, Alasannya?

Lusia berharap dengan penutupan sementara seluruh pasar hewan di Boyolali akan mengurangi risiko persebaran penyakit mulut dan kuku.

“Saya juga berharap dengan ditutupnya pasar, teman-teman di Disnakkan dapat lebih fokus untuk penanganan suspek di kandang-kandang. Pada prinsipnya kan PMK bisa disembuhkan ketika kita segera menangani,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif