Soloraya
Rabu, 22 Februari 2023 - 08:03 WIB

3 Tahun Nol Kasus, Boyolali Diganjar Penghargaan Bebas Frambusia dari Kemenkes

Nimatul Faizah  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menerima penghargaan sebagai daerah bebas penyakit frambusia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada Selasa (21/2/2023).

Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, kepada Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, dalam Peringatan Hari NTDs (Neglected Tropical Disease) Sedunia di Krakatau Ballroom Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Advertisement

Pemberian penghargaan tersebut tak hanya didapatkan Kabupaten Boyolali tapi juga daerah lain, seperti Pariaman, Sumenep, Paser, dan daerah lainnya. Total ada 103 daerah yang menerima penghargaan bebas frambusia dari Kemenkes RI.

Sebagai informasi, dilansir dari rilis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Boyolali, frambusia adalah penyakit menular berupa infeksi tropis pada kulit, tulang, dan sendi yang disebabkan bakteri spiroket treponema pallidum pertenue.

Advertisement

Sebagai informasi, dilansir dari rilis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Boyolali, frambusia adalah penyakit menular berupa infeksi tropis pada kulit, tulang, dan sendi yang disebabkan bakteri spiroket treponema pallidum pertenue.

Gejala awal frambusia berupa koreng di tungkai yang biasanya tidak nyeri dan berbau anyir. Frambusia diketahui menyebar melalui kontak langsung dengan cairan dari luka orang yang terinfeksi.

Atas penghargaan yang diterima, Bupati Said mengapresiasi dan berterima kasih atas peran semua lini kesehatan, baik yang masih aktif bertugas dan yang telah purna. Tak hanya kepada tenaga kesehatan, Said juga berterima kasih kepada masyarakat Boyolali yang aktif berperan untuk mengurangi frambusia di Boyolali.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengungkapkan bebas frambusia di Boyolali dibuktikan dari hasil surveilans pengamatan kasus secara terus menerus.

“Hasil surveilans pengamatan, selama tiga tahun tidak ditemukan kasus frambusia di masyarakat. Lantaran Boyolali bukan daerah endemis frambusia, maka pelaporan enam bulan terakhir bisa dijadikan bukti penilaian,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa malam.

Menkes Budi Gunadi dalam sambutan acara mengatakan untuk menanggulangi NTDs ini belum ada vaksinnya. Sehingga, peningkatan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat, surveilans, deteksi, dan terapi harus ditingkatkan.

Advertisement

Ia juga mengungkapkan terima kasih kepada para kepala daerah yang mampu mengurangi bahkan mengeliminasi frambusia hingga daerah mereka bisa bebas kasus.

“Dengan ini mudah-mudahan masyarakat kita bisa hidup lebih sehat, lingkungan kita jadi lebih sehat,” harap Menkes.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif