SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Gedhe Klaten yang mulai ramai pedagang memindahkan barang dagangan, Selasa (1/8/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Para pedagang Pasar Gedhe Klaten menyimpan harapan tinggi setelah pindah ke gedung baru yang belum lama ini rampung dibangun menjadi megah. Mereka sudah tak sabar untuk segera berjualan di kios ataupun los baru di pasar tersebut.

Selama tiga tahun berjualan di pasar darurat yang menempati lahan kas Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, di tepi Jl Kopral Sayom, para pedagang mengalami paceklik. Di pasar darurat, mayoritas pedagang mengeluhkan jualan mereka sepi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Apalagi, selama mereka berjualan di tempat itu bersamaan dengan pandemi Covid-19. Salah satu pedagang, Avisa, 45, mengatakan per Selasa (1/8/2023) mulai memindahkan barang-barang dagangan dari pasar darurat ke kios di bangunan baru.

Dia mengaku tak sabar lagi untuk berjualan di pasar yang baru selesai dibangun itu. “Untuk kapan jualannya nanti menunggu perintah,” kata pedagang pakaian dalam tersebut kepada Solopos.com, Selasa.

Avisa mengatakan kios baru di Pasar Gedhe Klaten lebih bagus ketimbang kios sebelum pasar itu direvitalisasi oleh pemerintah pusat. Avisa mendapatkan kios berukuran 3 meter x 4 meter.

Disinggung pengalaman selama jualan di pasar darurat, Avisa menyebut super memprihatinkan. Dia mengatakan banyak pedagang terutama para pedagang pakaian yang menutup kios mereka di pasar darurat lantaran sepi pembeli.

Para pedagang pun punya harapan tinggi setelah berjualan di bangunan baru bakal lebih laris. “Semoga jualan di sini bisa lebih laris lagi, memperlancar mencari rezeki yang barokah,” kata Avisa.

Pedagang Sempat Menutup Kios Darurat

Pedagang lainnya, Slamet Riyadi, 56, juga mengatakan kios di bangunan baru Pasar Gedhe Klaten lebih bagus ketimbang sebelum direvitalisasi. Dia mengatakan tempat jualan tersebut sesuai harapan pedagang.

“Harapannya supaya maju ekonomi mapan. Kalau selama jualan di pasar darurat itu sangat memprihatinkan. Di samping dampak pandemi Covid-19, tempatnya [pasar darurat] kumuh. Akhirnya berpindah jualan secara online,” kata dia.

Pedagang lainnya, Yudha, 41, mengatakan pada tahap awal ini, dia berencana bersih-bersih kios dulu di gedung baru. Setelah itu, dia dan istrinya baru mulai memindahkan barang dagangan.

“Untuk kios masih baru otomatis bagus dan bersih. Mohon doanya saja semoga di tempat yang baru rezekinya lebih lancar,” kata Yudha.

Pedagang pakaian itu menceritakan selama tiga tahun berjualan di pasar darurat, kondisi usahanya memprihatinkan. Yudha menjadi salah satu pedagang Pasar Gedhe Klaten yang sempat menutup kiosnya di pasar darurat selama beberapa waktu lantaran jualan sepi.

“Di pasar darurat memprihatinkan karena bersamaan dengan pandemi Covid-19. Belum lagi bakul langganan itu bingung mencari kios tempat jualan. Akhirnya jual beli sempat sepi atau terhenti. Sempat tidak jualan itu hampir enam bulan karena situasi kondisi sepi dan pandemi,” kata Yudha.

Slup-slupan Dihadiri Perwakilan Pedagang

Untuk menyiasati kondisi itu, Yudha beserta istrinya kemudian berjualan secara online. Barang dagangan perlahan mulai laku. Di kios yang baru, Yudha dan istrinya tetap menjalankan jualan secara online selain melayani pembelian di pasar.

Ketua Paguyuban Manunggal Pasar Gedhe Klaten, Suyadi, mengatakan perwakilan pedagang bersama dinas menggelar acara slup-slupan di Pasar Gedhe Klaten, Senin (31/7/2023) malam. Upacara selamatan yang menjadi tradisi masyarakat Jawa itu menandai pindahan pedagang ke bangunan baru.

“Hari ini [Selas, 1/8/2023] pedagang mulai bisa menempatkan barang dagangan mereka. Harapannya nanti bisa serentak pada Kamis [10/8/2023] sudah pindah semua ke sini dan pasar darurat ditutup,” kata Suyadi.

Suyadi membenarkan jualan di pasar darurat kondisinya memprihatinkan. Apalagi, saat jualan di pasar darurat bersamaan dengan pandemi Covid-19.  “Mudah-mudahan di pasar saat ini jualan bisa laku dan mendapatkan hasil yang menggembirakan,” kata dia.

Disinggung tantangan pedagang pasar tradisional saat ini, Suyadi mengatakan pasar jual beli online menjadi tantangan untuk eksistensi pasar tradisional. “Tetapi para pedagang seperti pedagang konfeksi dan sembako saat ini sudah mulai jualan online,” jelas dia.

Sementara itu, aktivitas jual beli di pasar darurat masih berlangsung. Sebagian pedagang memilih tetap berjualan di pasar darurat sembari mempersiapkan tempat jualan di gedung baru Pasar Gedhe Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya