Soloraya
Selasa, 3 April 2018 - 12:03 WIB

3 Tuntutan BEM UNS Solo Saat Demo Tolak Kenaikan BBM

Redaksi Solopos.com  /  Ivan Andimuhtarom  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO&nbsp;</strong>&mdash; Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Balai Kota Solo, Senin (2/4/2018).</p><p>Berdasarkan pantauan <em>Solopos.com</em>, puluhan mahasiswa <em>long march</em> dari Gladak ke Balai Kota. Massa dengan membawa beragam poster secara bergantian berorasi di depan pintu gerbang Balai Kota.</p><p>Massa kemudian membentuk lingkaran hingga memakan badan Jl. Jenderal Sudirman. Akibatnya arus lalu lintas di jalan tersebut tampak padat merayap, aparat kepolisian yang berjaga pun turun tangan mengatur arus lalu lintas dan mahasiswa agar tidak meluber memenuhi jalan.</p><p>Dalam orasinya, Staff Jaringan Aksi dan Proganda BEM UNS 2018, Bagus Adrianto menolak kenaikan harga BBM jenis Pertalite. Tak hanya itu, mereka juga meminta pemerintah pusat agar mengembalikan BBM bersubsidi di pasaran.</p><p>Aliansi BEM dari berbagai jurusan itu menilai kenaikan BBM tersebut sangat meresahkan masyarakat terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Apabila kenaikan ini terus berlanjut, akan berdampak ke segala sektor kehidupan masyarakat.</p><p>&ldquo;Kenaikan harga BBM dilakukan diam-diam. Per 24 Maret 2018 ini, harga Pertalite naik Rp 200 per liter. Ini sudah kedua kalinya, sehingga sekarang menjadi Rp 7.600 per liternya," katanya.</p><p>Dia juga menyoroti hilangnya keberadaan BBM bersubsidi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah. Padahal, menurutnya masih banyak masyarakat yang membutuhkan BBM bersubsidi.</p><p>"Premium di sini sudah tidak ada. Kita ingin minta pemerintah menjelaskan dan mengembalikan premium yang hilang. Pemerintah harus transparan kepada masyarakat," pintanya.</p><p>Presiden BEM UNS Gilang Ridho Ananda mengatakan ada tiga tuntutan yang diajukan mahasiswa. Ketiga tuntutan itu di antaranya menolak BBM di lempar ke sistem pasar, menolak kenaikan BBM yang memicu inflasi serta mengembalikan BBM bersubsidi ke pasaran.</p><p>&ldquo;Kami minta pemerintah meninjau kembali kebijakan pencabutan subsisi BBM yang tidak memihak pada daya beli rakyat, serta mengkaji ulang mekanisme penentuan harga BBM melalui regulasi yang jelas,&rdquo; katanya.</p><p>Setelah melakukan orasi dan meneriakkan yel-yel, massa kemudian membubarkan diri.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif