Soloraya
Selasa, 3 November 2020 - 16:16 WIB

30 Tahun Geluti Dunia Hitam, Begini Sepak Terjang Pak Ko Bandar Judi Klaten Sebelum Tobat

Ponco Suseno  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aditya Kristiawan alias Kocrit atau Pak Ko. (Solopos.com-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Di dunia premanisme dan perjudian di Klaten, nama besar Aditya Kristiawan alias Pak Ko atau Pak Kocrit, 55, telah berkibar sejak tahun 1990.

Tak hanya menjadi bandar judi kelas kakap di Klaten, Pak Ko yang kini telah tobat sebelumnya juga dikenal sebagai tukang jambret, tukang copet, dan sebutan lainnya yang bernada negatif.

Advertisement

Pak Ko pun menyadari selama 30 tahun terakhir telah banyak merugikan ribuan orang saat menggeluti dunia hitam.

Jasad Harni Akhirnya Ditemukan di WGM Wonogiri, 37 Km dari Sungai Belik Pucung

Advertisement

Jasad Harni Akhirnya Ditemukan di WGM Wonogiri, 37 Km dari Sungai Belik Pucung

Saat memutuskan meninggalkan dunia hitam, Pak Ko juga berpamitan dengan teman-temannya yang masih berkecimpung di dunia premanisme dan perjudian.

"Aku ngrugekke [merugikan] masyarakat wis akeh. Aku wis [sudah] tobat dan berhijrah. Saiki aku pengen nulung [menolong] masyarakat. Agar dosaku sedikit terkurangi. Agar sing gawe urip [Tuhan] iso ngampuni aku," kata Pak Ko saat ditemui wartawan di Kedai Kopi Bima 66 di pojok Alun-alun Klaten, Senin (2/11/2020) malam.

Advertisement

Tiga Kali Masuk Penjara

Selama menggeluti premanisme dan perjudian, Pak Ko yang kini berdomisili di Jl. Dewi Sartika, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, itu mengaku telah berkali-kali masuk penjara.

"Selama di dunia hitam, saya sudah tiga kali masuk penjara. Pertama tahun 2006 (lima bulan), 2015 (enam bulan), dan 2019 (1 tahun 4 bulan). Setiap saya di penjara itu pasti pas hari raya [Idul Fitri]. Saya menangis saat mendengar takbir. Saat di penjara di tahun 2019 itu, saya sudah membulatkan tekad untuk bertobat," kata Pak Ko.

Kini pria yang menjadi bandar judi togel dengan omzet Rp80 juta per hari itu telah membulatkan tekad meninggalkan dunia hitam.

Advertisement

Subsidi Gaji Termin II Ditransfer Pekan Ini, Jangan Lupa Cek Rekening!

Meski godaan untuk kembali ke dunia hitam itu masih ada, suami dari Yeni Imelda Fiatun itu mengaku tak akan mencla-mencle dengan keputusan yang telah diambil.

Bapak dua anak itu ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat. Dia memutuskan mencari duit halal.

Advertisement

Pak Ko yang menjalani program asimilasi sejak Agustus 2019 dan akan bebas murni pada Februari 2021 kini menekuni berbagai usaha wisata dan kuliner.

Kuliner Khas Klaten

Sejauh ini, usaha Pak Ko seperti membuka usaha objek wisata Batu Putih di Gajah Rejo, Talang, Bayat. Di bidang kuliner memiliki Cafe dan Resto Bima 66 di Pasar Pedan, Kedai Kopi Bima 66 di pojok selatan Alun-alun Klaten, Istana Susu Segar di Rawa Jombor dan Pasar Sore depan Plasa Matahari Klaten, Soto Ayam/Penyetan Gobyos yang menjadi kuliner khas Klaten di Angkringan Lik Ko.

"Di Kedai Kopi Bima 66 saya memiliki 15 karyawan. Saya niatnya ingin nulung [menolong] orang," katanya.

Debat Publik I Cabup-Cawabup Klaten akan Disiarkan Langsung di TV dan Radio

Istri Pak Ko, Yeni Imelda Fiatun, 46, berharap apa yang menjadi keinginan Pak Ko, yakni ingin pergi berhaji dan umrah dapat terlaksana dengan baik.

"Keputusan ini di luar dugaan saya sebagai istri. Saya juga selalu berdoa saat malam hari. Saat suami ingin hijrah, saya dan anggota keluarga juga diajak ngobrol sebanyak 4-5 kali," kata Yeni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif