Soloraya
Rabu, 14 Juni 2023 - 08:35 WIB

30 Warga Sragen Belajar Bikin Jamban Berstandar Nasional, Dipandu Tenaga Ahli

Tri Rahayu  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pekerja membangun tangki septik sebagai rangkaian pelatihan pembuatan jamban sesuai standar nasional Indonesia (SNI) di Dukuh Mendungan, Desa Sambirejo, Plupuh, Sragen, Selasa (13/6/2023). (Istimewa/Usaid IUWASH)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 30 warga di Desa Sambirejo, Kecamatan Plupuh, Sragen, dilatih membangun jamban sesuai standar nasional Indonesia (SNI). Kegiatan itu menghadirkan langsung tenaga ahli United States Agency for International Developtment (Usaid) Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH).

Pelatihan yang dilaksanakan di Balai Desa Sambirejo, Selasa-Rabu (13-14/6/2023) itu dilakukan mengingat dari catatan Pemerintah Desa (Pemdes) Sambirejo masih ada 30-an keluarga yang belum memiliki jamban.

Advertisement

Usaid IUWASH Tangguh merupakan program kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat dalam upaya meningkatkan akses air minum dan sanitiasi aman, perbaikan perilaku hidup sehat, dan pengelolaan sumber daya air.

Spesialis Sanitasi Perkotaan Usaid IUWASH Tangguh Jawa Tengah, Palgunadi, kepada Solopos, Rabu (14/6/2023), mengungkapkan dalam pelatihan itu peserta tak hanya mendapat materi tentang struktur sanitasi yang aman tetapi juga langsung menyaksikan proses pembuatan jamban oleh tenaga ahli.

Advertisement

Spesialis Sanitasi Perkotaan Usaid IUWASH Tangguh Jawa Tengah, Palgunadi, kepada Solopos, Rabu (14/6/2023), mengungkapkan dalam pelatihan itu peserta tak hanya mendapat materi tentang struktur sanitasi yang aman tetapi juga langsung menyaksikan proses pembuatan jamban oleh tenaga ahli.

Lokasi yang dipilih untuk percontohan jamban SNI berada di rumah milik Hadi Sucipto Slamet yang terletak di Dukuh Mendungan, Desa Sambirejo, Plupuh.

Palgunadi menerangkan dalam proses pembuatan jamban SNI itu langsung melibatkan warga dan dari tenaga ahli ikut memantau dan mendampingi warga agar mendapatkan akses sanitasi yang aman.

Advertisement

Dia menjelaskan konsep sanitasi aman itu salah satunya adanya akses toilet yang terhubung dengan tangki septik (septic tank) yang kedap udara. Dia mengatakan dengan tangki saptik yang kedap itu diharapkan bakteri e-Coli dalam tinja tidak mencemari sumber air di sekitarnya.

Dia melanjutkan tangki septik itu juga harus disedot secara berkala, yakni 3-5 tahun sekali. Penyedokan tangki septik bisa menggunakan jasa Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelolaan Air Limbah Domestik (PALD).

Sekretaris Desa (Sekdes) Sambirejo, Mulyo Widodo, menyampaikan Pemdes mendukung program jamban SNI dengan mengalokasikan anggaran Rp25 juta untuk pembuatan 10 unit tangki septik. Dana tersebut diambilkan dari dana desa (DD).

Advertisement

Dia mengatakan alokasi anggaran itu juga akan dialokasikan pada 2024 mendatang untuk program serupa. Selain dari DD, Mulyo berharap ada dukungan dari swasta dalam bentuk bantuan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

“Pendataan yang dilakukan dari para kepala dusun, masih ada 30-an rumah yang belum memiliki tangki septik. Kami menargetkan permasalahan jamban bisa rampung pada 2025 mendatang,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif