Soloraya
Kamis, 20 Mei 2021 - 04:00 WIB

37 Tahun Warga Baluwarti Ini Produksi Minuman Tradisional Khas Keraton Solo, Pelanggannya Dari Berbagai Daerah

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hari Raharjo, warga Tamtaman RT 001/RW 011 Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, menunjukkan dua botol minuman tradisional kesehatan ready to drink dalam kemasan 340 mililiter karya anaknya, Rabu (19/5/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Perkembangan dunia kesehatan modern saat ini tak serta merta menggusur minuman kesehatan tradisional warisan leluhur Keraton Solo.

Adalah Hari Raharjo, warga Kampung Tamtaman RT 001/RW 011 Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, yang hingga kini menjalankan usaha pembuatan minuman tradisional itu. Usaha yang juga dijalankan putrinya tersebut ia warisi dari orang tuanya.

Advertisement

Usaha minuman segar kesehatan tradisional dengan merek Putri Solo itu sudah berjalan lebih kurang 37 tahun. Konsumen minuman tradisional khas Keraton Solo buatan Hari berasal dari berbagai daerah seperti Jogja, Surabaya, Malang, Gresik, dan kota-kota lain di Jawa.

Baca Juga: Jalan 6 Bulan, Pembangunan Pasar Legi Solo Hampir Separuh Jadi

Advertisement

Baca Juga: Jalan 6 Bulan, Pembangunan Pasar Legi Solo Hampir Separuh Jadi

“Usaha saya sudah ada izin Pangan Industri Rumah Tangga [PIRT] dengan nomor 1093372100909-20. Sedangkan minuman yang saya buat yaitu beras kencur, kunir asem, dan gula asem. Yang paling laris beras kencur,” ujarnya kepada Solopos.com, Rabu (19/5/2021).

Hari menjelaskan minuman tradisional yang ia buat memiliki sejumlah khasiat atau manfaat sendiri-sendiri. Beras kencur bermanfaat menghilangkan rasa letih lesu, menghangatkan badan, mencegah perut kembung dan batuk.

Advertisement

Baca Juga: Klaster Covid-19 Sumber Solo Bertambah Jadi 41 Orang, Lurah Terapkan Karantina Wilayah

Hari menerangkan minuman tradisional khass Keraton Solo buatannya dikemas dalam botol kaca ukuran 525 mililiter (ml). Satu botol minuman itu dibanderol dengan harga Rp14.000. “Untuk pembelian ada yang datang langsung ke sini, ada yang saya kirim,”ujarnya.

Namun Hari mengungkapkan usahanya mengalami penurunan omzet dua tahun terakhir seiring kondisi pandemi Covid-19. Bila dulu ia bisa sembilan kali hingga sepuluh kali produksi minuman, kini hanya empat kali hingga lima kali produksi.

Advertisement

Baca Juga: Kisah Perempuan Solo Anak Guru Besar UNS Yang Sukses Jadi Breeder Anjing Kintamani

Dalam sekali produksi Hari bisa membuat ratusan botol minuman tradisional mulai dari beras kencur, kunir asem dan gula asem. “Untuk cara minumnya dicampur air putih dulu, bisa pakai air hangat atau es. Tinggal suka yang mana,” tuturnya.

Sementara minuman tradisional buatan anak Hari sudah mengalami sedikit modifikasi. Selain ukuran botolnya yang lebih kecil, yaitu 340 mililiter, minuman buatan anak Hari sudah siap langsung diminum, tanpa perlu ditambah air lagi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif