SOLOPOS.COM - Ilustrasi putus sekolah. (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah anak tidak sekolah (ATS) di Wonogiri tercatat sebanyak 393 anak. Mayoritas dari mereka tidak melanjutkan sekolah jenjang SMA sederajat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri tengah berupaya agar mereka tetap mendapatkan pendidikan baik formal maupun nonformal. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Wonogiri, Gino, mengatakan ada 393 anak tidak sekolah dengan perincian usia SD (7-12 tahun) sebanyak 16 anak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kemudian usia SMP (13-16 tahun) ada 56 anak, dan usia SMA (15-18 tahun) sebanyak 321 anak. Data tersebut dihimpun Disdikbud sejak 2022 lalu. 

Gino menjelaskan Disdikbud Wonogiri  sudah mengantongi nama dan alamat ratusan anak yang tidak melanjutkan sekolah tersebut. Begitu pula sudah mendatangi dan menganalisis penyebab mereka tidak sekolah.

Ada beberapa faktor penyebab ratusan anak itu tidak melanjutkan sekolah antara lain malas sekolah, anak berkebutuhan khusus (ABK), dan faktor ekonomi sehingga memilih bekerja. 

“Ini sudah mulai tangani, kami analisis. Misalnya untuk ATS usia SD yang jumlahnya ada 16 anak. Itu sudah diketahui, lima anak sudah mau melanjutkan sekolah, enam anak itu ABK, dan lima anak lain memang tidak mau sekolah,” kata Gino saat ditemui Solopos.com di Kantor Disdikbud Wonogiri, Kamis (22/6/2023).

Dia melanjutkan Disdikbud Wonogiri tengah berupaya agar mereka tetap mendapatkan pendidikan baik formal maupun nonformal. Mereka para anak tidak sekolah di Wonogiri tetap diutamakan untuk bisa melanjutkan sekolah formal sesuai dengan jenjang usia SD, SMP, atau SMA sederajat.

Alternatif lain yaitu dengan memberikan mendorong mereka mengikuti pendidikan nonformal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). “Kami akan melebarkan sayap PKBM agar para ATS itu bisa mengikuti program pendidikan kesetaraan paket A [setara SD], B [setara SMP], atau C [setara SMA],” ujar dia.

Jarak Rumah ke Sekolah

Gino menyebut anak tidak sekolah itu tersebar di beberapa kecamatan di Wonogiri. Kecamatan dengan jumlah anak tidak sekolah terbanyak antara lain Kismantoro, Tirtomoyo, Karangtengah, dan Pracimantoro.

Camat Kismantoro, Sularto, mengamini masih ada puluhan anak tidak sekolah di wilayahnya, terutama untuk usia SMA. Pemerintah Kecamatan Kismantoro, pemerintah desa di Kismantoro, dan SMKN 1 Kismantoro sudah mendata dan mendatangi para anak tidak sekolah itu untuk mengetahui alasan atau penyebab mereka tidak melanjutkan sekolah. 

Dari data yang yang dihimpun pemerintah kecamatan, mayoritas dari mereka tidak sekolah karena memilih bekerja atau merantau. Ada pula yang memang enggan bersekolah atau menjadi ibu rumah tangga.

Sularto menyampaikan para anak tidak sekolah di Wonogiri itu memilih bekerja salah satu penyebabnya karena jarak antarsekolah dengan rumah jauh. Selain itu karena memang tidak mau bersekolah.

“Kalau faktor ketidakmampuan ekonomi, saya pikir tidak selalu signifikan mengingat sekarang biaya sekolah itu gratis,” kata Sularto.

Dia menambahkan di Kecamatan Kismantoro ada dua sekolah setingkat SMA yaitu Madrasah Aliah (MA) swasta dan SMKN 1 Kismantoro. Khusus SMKN 1 Kismantoro, kata dia, akan menyediakan kuota khusus kepada para ATS usia agar bisa melanjutkan sekolah ke sekolah tersebut.

“Kemudian mereka para ATS juga kami minta untuk ikut PKBM biar bisa ikut program kejar paket A,B,atau C,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya