SOLOPOS.COM - Seorang anak ditimbang dan diukur tinggi badannya di posyandu Kelurahan Giripurwo, Wonogiri, Rabu (11/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 4.867 atau 11,5% bayi di Wonogiri mengalami stunted atau berpotensi stunting. Data itu diperoleh dari hasil penimbangan bayi di bawah lima tahun (balita) pada September 2023.

Upaya intervensi untuk mencegah anak-anak itu menjadi stunting terus dilakukan, salah satunya dengan pemberian makanan tambahan dengan memanfaatkan sumber pangan lokal. 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebagai informasi, stunted adalah kondisi anak mengalami pendek badan atau kurang berat badan pada usia tertentu. Anak yang stunted tidak selalu menjadi anak stunting. Stunting merupakan kondisi anak mengalami kurang tinggi dan berat badan sekaligus kognitif anak belum berfungsi semestinya pada usia tertentu.

Analis Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Kristina Tri Warsini, mengatakan kondisi bayi stunted atau stunting berkaitan erat dengan masalah asupan gizi yang mereka konsumsi. Bayi stunted biasanya tidak mendapatkan gizi seimbang sesuai dengan usia mereka.

Ada beberapa faktor mengapa mereka tidak mendapatkan gizi yang baik, antara lain ketidakpahaman orang tua soal gizi anak, pola asuh yang tidak baik, dan tidak mampu memenuhi gizi anak karena masalah ekonomi.

Dinkes Wonogiri mencatat berdasarkan hasil penimbangan bayi pada September 2023, ada 4.867 anak balita stunted atau 11,5% dari total 42.308 anak balita yang mengikuti penimbangan. Kristina mengatakan besaran persentase itu bergantung jumlah bayi yang ditimbang.

Menurutnya, anak balita di Wonogiri lebih kurang ada 45.000 anak. Tetapi masih ada sekitar 2.000-3.000 anak yang tidak mengikuti penimbangan di posyandu. 

Dia melanjutkan 11,5% bayi di Wonogiri itu berpotensi menjadi bayi stunting. Untuk mencegah hal tersebut, salah cara yang dilakukan Pemkab Wonogiri dengan pemberian makanan tambahan (PMT) secara rutin kepada bayi-bayi stunted tersebut. 

Bahan Pangan Lokal

Kristina menyampaikan komposisi PMT ini diprioritaskan berupa protein hewani. Sebab protein hewani dinilai lebih efektif membantu pertumbuhan anak. Di sisi lain, pemerintah mendorong PMT berbahan pangan lokal. Alasannya, karena pangan lokal mudah terjangkau. 

“Jadi ada karbohidrat, misalnya bubur, terus ada juga sayur, dan protein hewaninya bisa telur, daging, atau ikan. Diusahakan memang menggunakan pangan lokal. Itu juga sekaligus jadi edukasi bagi orang tua bahwa pangan bergizi juga bisa dijangkau dengan mudah,” kata Kristina saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Dinkes Wonogiri, Jumat (13/10/2023).

Dia menjelaskan Pemkab Wonogiri mendapatkan dana dari pemerintah pusat senilai Rp7 miliar untuk PMT. Puskesmas di Wonogiri bertanggung jawab untuk memberikan PMT kepada bayi-bayi yang berpotensi stunting tersebut.

Tetapi biasanya dalam PMT  puskesmas dibantu para kades posyandu. Kader posyandu membuat makanan kepada bayi pendek itu dengan komposisi yang telah ditentukan ahli gizi dari puskesmas. 

PMT kepada bayi stunted dilakukan setiap hari minimal selama dua pekan. Anggaran PMT untuk satu bayi senilai Rp16.500/hari. Ihwal PMT berupa protein hewani dari sumber pangan lokal, Kristina menyadari di Wonogiri ada ikan dari Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Ikan yang dihasilkan WGM sangat bisa dimanfaatkan untuk PMT. Berdasarkan data Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Wonogiri, pada 2021 angka konsumsi ikan (AKI) di Wonogiri hanya 25,74kg/kapita/tahun.

Padahal target AKI secara nasional sebesar 56,39kg/kapita/tahun. Sementara itu, WGM memiliki potensi produktivitas ikan air tawar lebih dari 8.000 ton atau 8,5 juta kg/tahun.

“Cuma PMT ini kan  yang menjalankan puskesmas ya. Anggaran untuk PMT juga langsung masuk ke rekening puskesmas, buka lagi kabupaten. Jadi yang bisa mengatur itu ya puskesmas. Kalaupun bisa paling puskesmas atau posyandu yang dekat dengan waduk, misalnya Puskesmas Wuryantoro, Baturetno, atau Nguntoronadi,” ujar dia.

Bayi Stunting Terbanyak di Kismantoro

Menurut dia, saat ini tercatat ada 588 bayi di bawah dua tahun (baduta) di Wonogiri yang mengalami stunting. Mereka tersebar di seluruh kecamatan. Kasus baduta stunting terbanyak di wilayah Puskesmas Kismantoro sebanyak 40 anak, disusul Puskesmas Ngadirojo, Pracimantoro I, dan Manyaran masing-masing sebanyak 34 bayi.

Kemudian di Puskesmas Giriwoyo I dan Tirtomoyo I masing-masing ada 31 bayi stunting. Kepala Puskesmas Girimarto, Wonogiri, Bambang Sri Budhi Raharjo, menyampaikan saat ini ada 32 bayi stunting di Girimarto.

Mereka rutin menerima PMT setiap hari selama tiga bulan. Mereka yang memberikan PMT kepada anak stunting merupakan kader-kader posyandu. Kader itu membuat makanan sesuai dengan anjuran ahli gizi puskesmas. 

“Sesuai anjurannya memang kami usahakan menggunakan pangan lokal, ada telur, ikan, termasuk ikan nila yang dari WGM itu. Bahan makanan itu diolah sedemikian rupa agar bisa dimakan bayi. Itu diberikan setiap hari dari kader ke bayinya. Dulu kami pernah katering untuk PMT, tetapi malah tidak jalan,” ujarnya. 

Sementara itu, Tenaga Ahli Pendamping Desa Bidang Kesehatan Wonogiri, Agus Hartanto, mengatakan berdasarkan pengamatannya di sejumlah desa dan posyandu, PMT sudah berjalan. Hanya, PMT yang seharusnya diprioritaskan berupa protein hewani justru sedikit atau kadang tidak ada komposisi protein hewani tersebut.

Pada sisi lain, banyak desa yang seharusnya mempunyai database soal jumlah anak stunted, stunting, atau keluarga risiko stunting, kenyataan di lapangan hal itu justru nihil. Belum ada sinkronisasi data antara pemerintah kabupaten dengan desa. 

“Akibatnya, ketika desa mengalokasikan anggaran untuk penanganan stunting, mereka bingung. Termasuk ketika mereka mau mengintervensi stunting desa tidak bisa karena mereka tidak punya data stunting itu,” kata Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya