SOLOPOS.COM - Awan dan abu tebal menyelimuti langit Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, saat terjadi guguran awan panas Gunung Merapi, Jumat (8/12/2023). (Istimewa/TSD Tlogolele)

Solopos.com, BOYOLALI — Total empat desa di Kecamatan Selo, Boyolali, dilanda hujan abu akibat awan panas guguran dari puncak Gunung Merapi pada Jumat (8/12/2023) sore. Empat desa tersebut yakni Tlogolele, Jrakah, Klakah, dan Selo.

Hal tersebut disampaikan Kasi Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ia menjelaskan awan panas guguran merapi terjadi sekitar pukul 14.46 WIB. Pergerakan angin terpantau mengarah ke utara. “Di Tlogolele di Stabelan dan Takeran hujan abu agak tebal tetapi disertai hujan air. Untuk dukuh di bawah lainnya hujan abu tipis tapi disertai juga dengan air,” kata dia.

Sementara itu, Camat Selo, Boyolali, Bambang Suratno, menyampaikan kondisi di desa-desa yang dilanda hujan abu masih aman dan kondusif. Tidak ada potensi kerugian jiwa dan materiel.

Ia mengatakan status aktivitas Gunung Merapi Siaga atau level III sejak November 2020. Jika status Gunung Merapi berubah menjadi Awas,  masing-masing desa telah menentukan Tempat Pengungsian Akhir (TPA).

“Desa Jrakah TPA di sister village Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali. Untuk sister village Desa Klakah di Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Lalu untuk Desa Tlogolele sister village dengan Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat sore. Sesaat setelah kejadian, hujan abu bercampur air terjadi di sekitar Tlogolele, Selo, Boyolali.

Hujan Abu Campur Air

Dalam keterangan tertulisnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan awan panas guguran Merapi terjadi sekitar pukul 14.46 WIB.

“Masyarakat [diimbau] untuk tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik,” tulis keterangan yang disertai gambar awan panas guguran tersebut, Jumat sore.

Ketua Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele, Selo, Boyolali, Karno, mengatakan hujan abu bercampur air terjadi sekitar pukul 15.15 WIB. “Air jatuh bersama abu, sebelum kejadian tidak terdengar suara apa-apa. Ketebalan abu tidak bisa diukur karena langsung terbawa air,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Sementara itu, Kadus Stabelan, Tlogolele, Maryanto, juga membenarkan terjadi hujan abu bercampur air di dukuh terdekat di Merapi di Boyolali tersebut. “Saat ini masih terjadi hujan abu bercampur air,” kata Maryanto.

Sementara itu, berdasarkan laporan BPPTKG terkait aktivitas Gunung Merapi, Jumat pukul 00.00 WIB-06.00 WIB, terjadi guguran sebanyak 39 kali dengan amplitudo 3-20 milimeter (mm) dan durasi 39,6 detik-111,32 detik.

Lalu gempa vulkanik dangkal terjadi sebanyak tiga kali dengan amplitudo 30 mm-35 mm durasi 10-11,4 detik. Gempa tektonik jauh sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm.

“Teramati 3 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter. Teramati 1 kali guguran lava ke arah Kali Boyong dengan jarak luncur 1.200 meter,” tulis keterangan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya